Rabu, 15 Desember 2010

13 Desember 2010 - Kembali ke Jurangmangu

Hari ini adalah hari yang panjang, mengawalinya dengan sarapan nasi goreng campur mie sisa tadi malem yang sudah dihangatkan, tapi terasa sangat nikmat (entah kenapa).

Hari ini jadwalnya untuk KEMBALI ke daerah jurangmangu/bintaro sana untuk melakukan proses daftar ulang demi melanjutkan masa perkuliahan yang kuidamkan sebagai ajang 'membeli' waktu untuk lepas sejenak dari rutinitas pekerjaan.

Hal pertama yang harus kuhadapi adalah bagaimana membiasakan diri dengan lingkungan kampus yang telah kutinggalkan lebih dari lima tahun. Namun entah mengapa semuanya terasa sulit saat ku berada di tengahnya, asing dan sangat tidak bebas. Tapi segera kuinsaf bahwa mungkin ini harga yang harus dibayar dan dilewati untuk bisa mencapai cita-cita yang kuinginkan. Salah satu contoh kecilnya, dimana aku diharuskan mengganti celana dari jenis jeans ke celana bahan (yang untungnya telah kusiapkan semuanya dari rumah).

Namun bukan itu permasalahan utamanya, karena aku masih harus menghadapi ketidaksiapan (aku belum tega menggunakan kata 'ketidakprofesionalan') panitia dalam menyingkapi pendaftaran yang entah mengapa justru membludak di hari pertama (untuk rentang waktu yang tersedia '10 hari' ini adalah sesuatu yang diluar dugaan), dari sistem pengantrian yang tidak jelas, sehingga urutan antran yang menjadi amat membingungkan, sistem pendaftaran yang menggunakan media elektronik tersebut juga sempat down. Sehingga aku yang datang sejak pukul 10.30 baru bisa selesai pukul 14.30, namun hal itu perlu dicatat telah dipotong oleh waktu istirahat panitia pada pukul 12.00 - 13.00 (walaupun efektif mulai bekerjanya pukul 13.30), mungkin karena masih gagap di hari pertama, segalanya terasa seperti lambat pada saat itu.

Hari itu kumanfaatkan juga untuk bernostalgia, pertemuan dengan seorang dosen (baca : widyaiswara) yang konon sudah 4x terkena serangan stroke sehingga kondisinya menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan dosen-dosen lainnya. Namun entah apa yang membuat Pak Dosen ini tetap mempertahankan semangatnya untuk tetap mengajar, suatu pengabdian tanpa akhir mungkin. Yang jelas, berpapasan jalannya aku dengan pak dosen mengingatkanku pada masa-masa kuliah 9 tahun yang lalu bersama teman-teman yang saat ini sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Hormatku padamu Pak Dosen!

Selesai proses daftar ulang, segalanya menjadi tanggung dari segi waktu, rencana awal adalah selesai daftar ulang yang kuperkirakan tidak memakan waktu yang lama, aku mungkin akan berkeliling mencari kos-kosan lalu pulang ke rumahku yang mana jalurnya membelah Jakarta menjadi utara dan selatan, lalu baru berangkat menuju bandara Soetta. Namun jika kondisinya dihadapkan pada pukul 14.30, kembali ke rumah untuk mengambil pakaian-pakaian yang tertinggal mungkin bukan suatu ide yang bagus, berkeliling mencari kos juga sudah enggan kulakukan. Kuingat saat itu, di dalam tas ku sudah ada tiket pesawat Jakarta-Lombok, surat-surat semuanya lengkap. Jadi mungkin aku bisa langsung pulang ke lombok dari kampus ini, suatu hal baru bagiku. Dan akhirnya pun kuputuskan demikian, dengan membawa baju, sepatu, serta kaus kaki bokap aku pulang menuju Lombok dengan moda transportasi 'X-trans', bus tanggung yang pembelian tiketnya berada di loket khusus, dan hanya melayani penumpang yang membeli di loket-loket tersebut. Lewat BSD, Daan Mogot, dan tempat-tempat lain yang tak kuperhatikan karena kesibukanku membaca rollingstones.

Sampai bandara pun aku masih dihadapkan pada masalah klasik. Lion Air Delay!.. Dong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar