Senin, 13 Desember 2010

11 Desember 2010

Nyaris ga bangun buat dapetin jadwal pesawat jam 06.10 WITA kalau ga ada precious wake-up call. Agenda hari itu lumayan padat (di pagi harinya), setelah sampe Jakarta, langsung harus buru-buru nyampe rumah buat naruh keyboard, yang sudah cukup menyusahkan sejak proses pengepakannya, dan apalagi sekarang, saat membawanya. Untuk kemudian bergegas menuju Samsat untuk bisa ngurus perpanjangan SIM C yang udah mati dari September kemarin.

Merasa ditipu tukang taksi express sialan. gara-gara gw ga merhatiin jalan dia ngambil jalan tol dengan arah memutar (tapi sebenernya ga memutar-mutar amat sih) tapi tetep aja bukan jalan yang gw mau. Tapi ya sudahlah, toh secara ongkos juga ga jauh beda (udah gw bandingin). Adapun alasan gw milih ber priyayi ria dengan naik taksi karena bis damri yang gw tunggu-tunggu (jurusan Rawamangun) ga dateng-dateng. Sementara Samsat tutup jam 12, takut bakal macet di jalan. Namun emang dasar gw udah bermental daerah, dan ga tau keadaan jakarta yang up to date, jadi ga tau gimana keadaan lalu-lintas pada hari sabtu (tau lancar mending tadi gw nunggu bis aja dengan sabar).

Ok, singkat kata, setelah naruh Keyboard, gw langsung ke Samsat. Sampai sana gw dipusingkan dengan cara pihak kepolisian dengan melayani masyarakat sipil. Semua penjelasan serba apa adanya, kayak : "KTP kopi 3". Udah, gitu aja, abis itu ngapaian gw juga dibikin bingung. Gimana sih ini bapak-bapak polisi, tapi ya udah gw ikutin, n gw tanya lagi "disini ada fotokopi dekat pak?" dengan nada sopan (tapi ga takut). Dia cuma dengan kepalanya mengarahkan gw kesuatu arah yang dia maksud. Hmmm.. oke deh. gw ngerasa lebih waras jadi gw harus lebih sabar. setelah fotokopi (dengan disrobot oleh oknum berseragam yang entah dengan sibuknya sedang mengurus perpanjangan SIM nya siapa juga gw ga tau (kalo dibilang simnya dia pribadi, kok KTPnya ada lebih dari satu), sekilas inget tulisan di pintu masuk Samsat kebon nanas Jakarta Timur ini, kalimat aslinya gw lupa tapi intinya begini

'JANGANLAH MENGURUS MELALUI CALO (wahai kau anak manusia)..'

sorry, bagian terakhir gw nya yg lebay. ).

Selesai fotokopi kembali berhadapan dengan Pak Polisi 'simbolis' tadi karena memberi gw petunjuk dengan simbol-simbol dikepalanya. Dan dia memberi lagi pengarahan, "mas ke asuransi, bayar, kesana, kesana, kesana..." buset!!!!!! sangat singkat, padat dan TIDAK JELAS~

ya udah gw pikir, dari pada ngasi ruang buat sakit hati atas pelayanan yang apa adanya, mending gw berimprovisasi. Learning by doing, coba ke asuransi (satu-satunya petunjuk pak simbolis tadi yang jelas), tanya, diserobot calo (yang tadi), tanya lagi, dijawab, bayar suruh ke kesehatan buat cek buta warna, dokternya jutek pula (mirip barak militer pas lagi perang ini SAMSAT). Satu-satunya yang ramah cuma petugas Bank BRI (tempat setor biaya) dan bapak-bapak tempat ngambil SIM, setelah isi formulir lalu difoto oleh petugas yang sama TIDAK RAMAHNYA. Haduh, tapi gw masih bersyukur semua ini berlalu dengan cepat.

Karena soal cepatnya pelayanan, harus gw akui, Pihak kepolisian sudah memenuhi janji pelayanan yang tertulis "perpanjangan SIM 30 menit". Tapi mungkin itu juga karena janjinya ga mencakup keramahan, makanya para kru nya ga ada yang ramah. Mungkin suatu hari perlu ditambahkan soal keramahan itu di janji pelayanan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar