Jumat, 30 Desember 2011

Kesunyianku en el fin de ano

Konsep dasar dari sebuah resolusi tahun baru saat ini mendadak menjadi penting setelah setahun ini kulalui dengan sangat sempoyongan. Ibarat petinju, aku betul-betul dihajar oleh berbagai macam pukulan yang datang bertubi-tubi dengan segala kombinasinya. Membuatku hanya bisa berusaha semaksimal mungkin agar tidak terjatuh ketiga kalinya berturut-turut dalam satu ronde yang hanya akan membuatku kalah TKO. Semoga pertandingan ini telah berakhir, aku tak peduli kalau aku tak menang, aku sudah cukup puas aku tak kalah dengan KO. Sekarang saatnya menatap pertandingan lain kedepan, berlatih dengan lebih giat, dan bisa melihat asa ditiap waktu yang tersedia. Apa resolusiku untuk tahun 2012? berjalan maju. That's all.

Kamis, 29 Desember 2011

sekilas seorang pemimpin

Menjadi seorang pemimpin layaknya menjadi sebuah lokomotif, dia harus menarik seluruh gerbongnya dengan kekuatan yang sama rata, dan setulus jiwa. Tak peduli warna, tahun pembuatan, kualitas, maupun kebobrokan gerbongnya. Hal itu tercermin juga dalam pemimpin yang tulus hati dalam memimpin mereka yang dipimpinnya. Seorang pemimpin akan mengesampingkan egonya dan tidak akan menyia-nyiakan waktu luang yang datang kepadanya, dan percaya atau tidak, pemimpin haruslah orang yang lebih 'kuat' dari orang yang dipimpinnya.

about losing

Kehidupan berjalan maju ke depan, selalu. Tapi kita saja yang terkadang berjalan maju dengan cara terbalik, menatap terus ke masa lalu, berat untuk meninggalkannya. Kehidupan selalu mencerabut sesuatu yang kita miliki dan cintai, dan memberikan kita sesuatu yang baru untuk dipeluk, dikenal, dicintai, untuk kemudian dicerabut secara paksa lagi dari kita, untuk kemudian diberikan sesuatu yang lebih baru lagi, dan begitulah seterusnya siklus "penderitaan" yang harus kita jalani selama bernafas di bumi ini. Berbagai cara dilakukan oleh kita sesama manusia untuk menihilkan siklus ini, namun walaupun mereka merasa berhasil, hal itu sesungguhnya semu. Karena kehilangan yang merupakan suatu keniscayaan tidak akan mereka anggap ada dengan mengurangi kepekaan yang ada. Hidup pada dasarnya memang kehilangan dan memperoleh. Tiap orang pasti akan kehilangan sesuatu dari hidupnya bahkan saat dia merasa tidak memiliki apa-apa lagi.

Desember Leaves

desember 2011 bisa dibilang sebagai bulan perpisahan, banyak hal terjadi di bulan ini berkaitan dengan kata tersebut. Tak hanya yang terjadi di kehidupan pribadiku sendiri, namun juga terjadi pada kehidupan orang-orang disekitarku. Semua yang datang pasti akan pergi, semua yang dipertemukan pasti akan dipisahkan, entah untuk dipertemukan lagi (seperti yang dinyanyikan dengan mendayu-dayu di lagu-lagu evergreen itu). seorang sahabat yang telah 7 tahun kukenal di kota kecil ini, dan telah mendiami 10 tahun kamar kosan yang sering kukunjungi jika sedang butuh teman untuk ber"ngawak"ria (ngawak = ngasal) kemarin memutuskan untuk kembali ke kota asalnya dan meninggalkan kota Mataram untuk selamanya (jika kembali tidak untuk tinggal permanen lagi). Hal ini sungguh memukulku, karena setelah kepergiannya, terasa bahwa jika aku ke Mataram selama ini adalah suatu alasan tersendiri untuk sesekali mengunjungi kamar joroknya, ngobrol hal-hal basic kehidupan, sampai membicarakan hal-hal 'ga penting'. Sekarang hal itu sudah tidak ada lagi di Kota Mataram, Kota ini kehilangan salah satu fitur andalannya buatku setelah bandaranya dipindah menjadi berjarak tempuh setengah jam dengan motor kecepatan tinggi. Tidak ada lagi ajakan bakar-bakar ikan hasil pancingan di laut lepas dari seseorang bergaya hidup santai yang sejujurnya menjadi keinginanku untuk hidup sebebas dan setanpa beban dirinya. Tapi ya sudahlah, that's life. We should go on this shit.

Rabu, 30 November 2011

Pengalamanku dengan Cantengan

Ini adalah sebuah cerita dari pengalamanku dari tanggal 15 - 21 Oktober 2011.

Cantengan yang menimpa jempol kaki kananku ini memang berjuta rasanya, dan jempol kaki kanan ini memang bukan yang pertama kalianya dia berulah. 6 tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 2005 masehi, dia sudah berulah dengan mengundang bisul untuk sejenak singgah di kediamannya. Yang mana hal itu berimplikasi lumayan hebat bagi diri ku sebagai "pemilik kos" dari badan ini. Singkat cerita melalui proses bedah kecil, tamu tak diundang itu berhasil diusir secara tidak halus. Kehidupan pun kembali normal.

Nah, pada tahun 2011 ini, si jempol kaki kanan ini kembali mengundang teman berandalnya, yang sekarang ini bernama Cantengan. Cantengan ini terjadi karena kuku yang patah akibat bermain futsal, yang normalnya biasa terlepas (Aku sudah terbiasa dengan kuku patah dan lepas pada kaki akibat bermain futsal, sepakbola, ataupun naik gunung, yang berujung copot kuku) dengan munculnya kuku baru. Namun kali ini, kuku yang sudah patah itu, memberontak karena tindak represif yang kuwujudkan dengan bermain futsal. Singkat cerita, kuku patah itu terdorong masuk menusuk daging, hal itu terjadi pada hari sabtu lalu (15 Oktober 2011), dan memang dampaknya telah sedikit terasa. Sehabis menendang, ada sesuatu yang tidak beres dengan jempol ini. Namun, aku memutuskan untuk membiarkannya sambil berharap keadaan membaik dengan keajaiban yang sering ditimbulkan oleh mekanisme penyembuhan alami tubuh ini. Namun pada hari senin sore sepulang berenang, si jempol nyut-nyutan dengan sangat hebatnya. Nampaknya dia sedang menggelar party dengan teman tak diundangnya itu, walhasil ku kompres air hangat garam pekat, plus obat pereda rasa sakit macam ibuprofen, tetrachlin, dan dexametashon pun ikut turun tangan. Sekilas, rasa sakit memang berkurang, walaupun dari penampakan sang jempol sendiri ada perubahan bentuk dengan terjadinya swelling up alias bengkak. Tapi aku tak peduli sambil tetap berharap semua kejadian akan selesai dengan sendirinya.

Selasa (18 Oktober 2011), rasa sakit berkurang, dan pada hari Rabu (19 Oktober 2011), titik dimana rasa sakit hampir tidak terasa (obat masih kuminum dengan rutin), iseng-iseng, ingin ku copot tuh kuku yang udah mati yang bikin gw nyut-nyutan selama ini, dengan cara mengongkak-ongkek si kuku berharap akarnya akan terlepas pelan-pelan, namun hal itu ternyata yang pada awalnya terlihat seakan-akan akan berjalan dengan sesuai harapan (kuku semakin renggang), namun pada akhirnya, rasa sakit yang sudah hilang itu muncul kembali. Dalam porsi yang meningkat skalanya, dan terus meningkat. rupanya saat aku mengongkak-ongkek itu, luka akibat tusukan kuku, menjadi tambah parah. dan infeksi.

Hari kamis (20 Oktober 2011) aku menjalani kuliah dengan berjalan agak terpincang-pincang, dengan kembali berharap bahwa semua akan kembali normal, sambil berjanji dalam hati untuk tidak melakukan tindakan ongkak-ongkek lagi. FYI, aku minum obat bukan hanya untuk menghilangkan rasa sakit, namun itu karena tindakan pencabutan kuku (yang memang konon adalah suatu tindakan wajib atas cantengan) tidak bisa dilakukan dalam keadaan bengkak atau inflamasi. Okelah.

Kamis malam, aku harus pergi ke lombok untuk mengunjungi istri, karena tiket memang sudah dipesan dari jauh hari, sepanjang perjalanan ke bandara adalah perjalanan yang sangat menyiksa. karena aku memakai sepatu kuliah, jempol ini semakin menggila saja rasa nyut-nyutannya. Dan kembali di Lombok, pada kamis malam, aku tiba pada larut malam. Obat sudah hanya tersisa satu kali minum saja, dan keesokan harinya aku ke apotik ditemani istri untuk membeli obat. Namun pada saat sholat jum'at, jempol ini sudah dalam kondisi yang tak tertahankan. Padahal sudah minum obat. dan terlihat ada bayang kuning dibalik kuku, yang kucurigai sebagai nanah, tapi agak ragu juga karena sempat kuberi revanol sebelumnya. Setelah jum'atan, rasa sakit sudah tak tertahankan. Kuputuskan untuk pergi sendiri ke RS Bhayangkara untuk melakukan tindak cabut kuku. RS Bhayangkara jugalah yang melakukan operasi bedah kecil atas bisulku 6 tahun yang lalu. Dan yang menarik, pada saat aku hendak mendaftar ulang di loket (kartu pasienku yang dulu sudah hilang), ternyata kusadari bahwa sendal yang kugunakan di kaki kanan ujungnya basah. Guess what? Nanah telah menetes lewat ujung kuku.

Wah.. kalo gitu aku datang pada saat yang sangat tepat. langsung tanpa ampun, saati itu juga tekadku telah bulat untuk bertindak, dan langsung aku diarahkan ke IGD (instalasi Gawat Darurat), di IGD aku disambut oleh pak dokter yg juga polisi beserta perawat-perawatnya, sambil kumenjelaskan kronologinya. Setelah melihat kondisi sang jempol yang hampir OD karena party liarnya. Mereka sempat mengatakan, "kok baru dibawa sekarang mas?", dan kujelaskan bahwa kondisi ini memburuk baru dalam 24 jam terakhir. Dan aku minta untuk dicabut segera kukunya, dan mereka pun menyetujuinya.
Dan akupun berjalan menuju ranjang bedah. disana aku menunggu dan memandangi serta memfoto sang kuku yang sebentar lagi akan dieksekusi, tampak tetesan nanah dari sela-sela kuku muncul. Entah itu tanda dia menangis atau meledek. Tak lama Sang dokter dan perawatnya(lebih tepatnya algojo) pun muncul. TUtup tirai, sambil mengatakan, ga terasa kok mas, cuma pas disuntiknya sakit dikit.

Aku tidak percaya sama kata "dikit" yang dia ucapkan, karena pengalamanku soal suntik bius saat operasi bisul dulu mengatakan hal yang sebaliknya. Sakitnya sampai ke ubun-ubun. Maka Aku pun mempersiapkan untuk kondisi sakit terburuk yang akan ku terima. Dengan standar minimal, sama dengan sakit yang kuterima akibat suntikan jarum saat operasi bisul dulu.

Dan memang benar. Suntikan pertama itu rasa aduhai luar biasa HELL!!! sambil kurekam / video proses operasinya, aku berusaha untuk tidak berteriak atau malah meronta. berusaha mengatasi kegilaan yang muncul akibat rasa sakit yang luar biasa ini. Aku disuntik di 3 titik (yang semuanya terletak didaerah bengkak), Kanan dan kiri kuku, serta bawah kuku. Darah yg muncrat akibat bengkak pun keluar, terlihat juga nanah ada didalamnya.

Dan take video pertama pun selesai pada saat aku disuruh menunggu 2-3 menit untuk memberi kesempatan pada obat bius untuk bekerja.
setelah itu take video kedua pun dilakukan pada saat sang algojo memegang alat pencongkel kuku yang meang sangat menyeramkan, dan siap untuk dimasukkan disela-sela kuku. SIALNYa, jika pada saat operasi bisul dulu syaraf-syaraf perasaku sudah bener-bener mati saat dioperasi, tapi sekarang masih terasa ngilu saat alat pencongkel pun itu masuk. Aku pun mengaduh, namun setelah ditunggu beberapa saat rasa itu masih ada, dan memang sepertinya rasa itu tidak bisa hilang karena daerah bawah kuku adalah daerah sensitif, sama seperti saat sunat dulu daerah bawah kulit penis saat sudah dibius juga terasa sensitifnya, maka mau tak mau, aku harus tahan proses ini.

Teringat rasa sakit yang cantengan ini telah berikan kepadaku, tekad dan keberanian pun muncul seketika sambil memegang handphone yang terus merekam kejadian, proses operasi pun terus dilanjutkan. Sang Algojo mencongkel sisi kiri kuku yang memang telah mati, merobek sisi tengah, dan mencabut sisi kanan yang masih sehat. Darah pun muncul, rasa sakit pun kembali harus kutahan (hoi ini biusnya kemana sih!!!??), tapi ya sudah.. setelah disiram cairan asam nitrat untuk anti kuman, nanah pun menetes disisi kiri terutama. dan setiap algojo memngelap bagian jempolku yang telah tak berkuku, rasa ngilu itu muncul. dan ternyata ada bagian kuku tengah sisa robekan tadi yang masih ada. Dan sang dokter yang sedari tadi mengawasi proses operasi, menyanggah pendapatku bahwa itu adalah kuku baru (yang mana aku mengucapkan ini karena takut dicongkel lagi), alhasil, sisa kuku itu dicabut. Sakit.. tapi setelahnya lega, karena itu adalah proses terakhir dari congkel mencongkel.

Kuku telah semuanya terlepas. belum ada kuku baru muncul. Jempolku botak.. dan sehabis itu diperban. Dan memang rasanya jauh lebih membaik setelah dilakukan operasi itu, bahkan sesaat setelah operasi, rupanya memang jempolku tadi sedang terinfeksi.

Dan proses take videopun berakhir saat jempol diperban (karena kuanggap sudah bukan momen menarik lagi untuk diabadikan). Malam hari terlihat rembesan nanah muncul. sempat agak khawatir bahwa perban kurang cukup untuk menahannya, namun kekhawatiran itu sirna karena ternyata sampai ku mengganti perban, nanah telah berhenti..

Dan sekarang aku kembali ke jakarta dengan jempol kaki kanan terperban. Namun jalanku sudah tak terpincang-pincang lagi. Semua melegakan setelah dijalani. Pengalama yg menarik, untuk operasi cantengannya aja harus dilakukan di lombok.. hehe OLEEE..


BTW, berminat untuk lihat video proses operasinya???

Bandar ara Inernasional Lombok



Foto ini diambil pada tanggal 20 Oktober 2011, sudah agak basi sih, namun disini aku cuma ingin memberi tahu sesuatu tentang bandara baru milik Lombok yang dibuka pada 30 September 2011, atau belum genap 1 bulan sejak tanggal pembukaannya. Aku saat itu mendarat dengan penerbangan terakhir pada hari itu, sekitar pukul 22.30 WITA, dan iseng-iseng memperhatikan gemerlap lampu bandara di malam hari dan akhirnya ketemu juga deh titik anehnya.
Coba perhatikan ya..
kemana ya huruf T-nya?? dan ada apa dengan huruf U dan D pada kata "udara"?
haduh.. mengingat bandara ini baru beroperasi seumur jagoeng, seharusnya hal-hal yang menyangkut identitas ini mendapat porsi perhatian utama. Atau aku yang salah??

tapi perlu diingat ini foto 20 Oktober 2011, sekarang sudah 30 Nopember 2011, telah banyak hari terlewati. Banyak kesempatan untuk menjadi lebih baik. Semoga semua menjadi lebih baik adanya. Atau tidak?

Menertawakan apakah?

Pernah sewaktu berjalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di depan terminal Lebak Bulus, sebut saja Carrefour (hehe), aku menemukan sesuatu yang menarik. Saking menariknya sampai-sampai mampu menarik urat cungodd-ku..

Ada sebuah manekin yang memamerkan sebuah pakaian jenis tertentu namun bukan pakaiannya yang menarik perhatian, namun sang manekin itu sendiri. Bagaimana tidak.

Coba dicek sendiri nih..


sudah keliatan kan apa yang bisa menarik urat cungodd mu? atau masih garuk-garuk kepala?

nih lebih jelasnya

Nah kan... gimana? menarik ga? nggak ya?? hehe ya itu kembali kepada kekuatan urat cungodd kalian masing-masing.

Yang pasti dunia ini sangat indah dan banyak hal untuk bisa ditertawakan, cerialah tiap harinya seperti manekin ini yang tertawa cerita tanpa henti.


Selasa, 29 November 2011

Berlari lagi

Mencoba kembali ke rel, fokus pada impian jangka pendek yang tak kunjung terealisasikan karena satu dan lain hal. Bukan mimpi yang mahal memang, namun perlu urat fokus baja dan tekad yang sekokoh beton untuk tetap tak goyah berada di jalurnya.

Lari 10k
Nampak seperti sesuatu yang mustahil bagiku sampai kumelihat siapa-siapa saja peserta nya di video-video yang ada di youtube.com, jika anda juga menonton klip-klip tersebut, rasanya anda juga akan setuju dengan saya bahwa bukan tubuh kita yang lemah namun tekad dan jiwa kita lah yang terlalu lemah untuk mau menjadi kuat. Darah siapa yang tidak mendidih ketika melihat seorang nenek 65 tahun berhasil finis dalam triathlon ironman yang merupakan jenis triathlon terberat yang ada dimuka bumi ini, dan siapa juga yang tidak makin mendidih congeknya jika mendengar interview terhadap sang nenek yang mengatakan bahwa dia rutin berlatih semenjak sembuh dari penyakit yang nyaris merenggut nyawanya pada 10 tahun yang lalu, alias umur 55 tahun. Wah, berarti kita (seperti aku yang berumur 28 tahun) belum terlambat dong? ya belum lah!
Untuk itu hari ini aku mulai untuk berlari, mencoba melatih raga kembali. Setelah lama vakum karena dulu memang aku pernah berlatih tapi karena hilang fokus karena berbagai hal yang menimpaku dalam hidup, kali ini aku mencoba kembali. Tubuhku akhirnya kembali kupaksa bergerak, setelah minggu sebelumnya berlari sambil berselancar jiwa di sepanjang pantai barat pulau lombok, sekarang saatnya drilling. Lintasan lari Universitas Mataram pun coba ku jajal, kalau misalnya satu putaran lintasan lari standar (yang mengelilingi lapangan bola) adalah sepanjang 400 meter, maka kira-kira untuk mendapatkan jarak 10 km, aku harus berlari sebanyak 25 putaran. Alamaakkk...
Tapi entah kenapa tadi aku bertekad untuk menempuh jarak 10 km tersebut, entah apa yang menggerakkanku. Aku mulai berlari pada pukul 8.50 WITA, cuaca cerah dan matahari pastinya sudah mulai meninggi. Sampai 3 putaran semuanya masih oke, namun selanjutnya, perjuangan telah dimulai. Sengatan matahari pukul 9 pagi menjelang siang, turut menghambat langkah-langkah kakiku, sampai pada putaran ke-8 delusion akibat sengatan matahari mulai muncul, namun seperti yang kita semua tahu, semua itu hanyalah menyerang otak. Satu-satunya yang harus kita jaga adalah otak, mati-matian aku menjaga agar otak ini tetap waras tanpa membiarkannya mengeluh sedikitpun oleh apa yang kualami.

Hey otak!! nurut kamu!! dan pastinya menguasai cara otak bekerja tidak semudah itu, tapi pada akhirnya putaran kesepuluh pun berhasil, pertanda 4km telah kulalui, sorry, hari ini cuma kuat berlari 10 putaran. Tapi angka tersebut adalah rekorku seumur hidup.. hehe memang terlalu dimanja selama ini tubuhku ini. Angka 25 putaran pun masih diawang-awang, mungkin selama di lombok aku tidak akan berhasil mewujudkannya namun yang pasti aku tak akan membiarkan angka yang telah berhasil kucapai menurun kembali (karena menaikkannya pasti akan membutuhkan usaha yang luar biasa bikin males).

Tapiiiiii, semua itu ada harganya, begitu sampai di rumah, jempol kananku yang tempo hari habis operasi ekstraksi kuku karena infeksi, ujungnya menghitam pertanda ada luka dalam yang terjadi... Hadeeeh, moga-moga tidak bertambah parah.

Senin, 28 November 2011

Jogging Sepenuh Jiwa di Pantai Barat Lombok

Di suatu hari saat ku berkesempatan menghabiskan waktu liburanku yang hampir 3 minggu di pulau lombok, aku sudah lama ingin mewujudkan impian (sorry ya kalo pemilihan katanya agak hiperbolik) lawas yang telah terpendam bertahun-tahun di benak ini.

Bukan sesuatu yang muluk, sangat sederhana, yaitu berlari / jogging di jalan aspal pesisir pantai lombok barat (antara Senggigi sampai Bangsal), tentu tidak sepanjang jalan itu akan kulahap dengan berlari, akan kuambil 2 titik start dan finish yang masuk akal dengan kekuatanku, dengan sajian pemandangan yang paling indah. Maka, saat kesempatan dan kemauan sedang dapat bekerjasama, akhirnya pada pukul 9 WITA pagi hari kupacu sepeda motor menuju pantai mangsit, setelah kuparkir di warung nasi pinggir pantai yang kebetulan kukenal pemiliknya, tanpa membuang waktu (karena hari sudah semakin panas) aku berjogging-ria menuju titik yang telah kutentukan, Pantai Malimbu. Jogging kali ini terasa sangat soulful, karena aku dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dengan kesunyian maksimal, sesekali motor atau mobil lewat, sesudah itu sepi lagi. Kaki terus bekerja keras untuk membawa tubuh ini ke tempat tujuan, namun pikiran ini berkelana menuju zona-zona waktu tertentu, masa lampau untuk mengingat semua kejadian yang pernah kualami terutama saat setahun terakhir, zona khayal atau mungkin masa depan dimana semua mimpi masih terus kupupuk, dan sesekali kembali tersadar bahwa aku sedang berlari. Semua berputar silih berganti, merefresh otak dan jiwa yang penuh beban. Sungguh hal ini sulit kudapat saat berada di Jakarta atau kota besar lainnya, sehingga aku harus mencari cara untuk bisa melakukan soul surfing ketika berada di kota-kota besar tersebut, atau jiwaku akan berkarat. Sesekali aku mendengar dan membiarkan jiwaku mengeluarkan seluruh keluhan dan bebannya, sambil menyadari apa yang sedang kuhadapi. Dan pada akhirnya, seluruhnya berujung indah. Jiwa ku memang telah lama menginginkan untuk didengar. Saat itulah saatnya.

Bunyi serangga, lonceng sapi, dan gergaji mesin dikejauhan mengiringi jogging ku di pagi menjelang siang hari itu. Jalan aspal yang menyisiri pantai di barat pulau lombok ini terhampar mengikuti naik turunnya lekuk bukit dan lembah, yang berarti medan jogging yang kutempuh pun demikian adanya. Bisa ditebak, aku kewalahan menempuhnya, walau rasa lelah ini terseka oleh indahnya pemandangan pantai saat stamina ini telah nyaris terkuras untuk mendaki jalan menanjak sampai di punggung bukit, tetap saja, kaki pun ikut nyut-nyutan saat melewati trek menurun. Alhasil, joggingku berhasil melewati 2 bukit, dari 3 yang direncanakan. Ya, aku terhenti karena kelelahan di Desa Lendang Luar, padahal setelah desa ini adalah desa Malimbu, tempat finish yang seharusnya, tapi apa daya, tubuh ini sudah terlalu lama dimanja sehingga medan tempuh yang ada telah berhasil membuatnya berteriak ampun minta berhenti. Akupun segera memutar balik tepat sebelum bangunan Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Lendang Luar, perjalanan kembali lebih banyak kutempuh dengan berjalan kaki, sekali lagi kukatakan bahwa tubuh ini (terutama bagian kaki) telah minta ampun minta dikasihani. Sampai di Pantai Mangsit aku beristirahat diatas dipan bambu sambil bercengkrama dengan orang-orang sekitar, dan pada akhirnya hampir saja tertidur saat rebahan menikmati masa liburan, terhembus sejuknya angin pantai dibawah rindangnya pepohonan, pagi menjelang siang pada hari itu memang teramat cerah.

Sekilas terbayang bahwa hari itu sebenarnya adalah hari kerja dimana normalnya akupun beraktifitas, tetapi tidak dengan hari ini. Teman-teman sedang sibuk dengan pekerjaannya di sana, aku tertidur diatas dipan ini. Tak lama ku terbangun dan bergegas kembali menuju Mataram.

Ngebut! karena hujan rintik segera mengguyur...

Sabtu, 26 November 2011

Nuansa Pagi Kota Kecilku

pagi yang mistis, kabut pagi nan dingin menyelimuti kotaku, membuatku teringat akan antusiasme pagi di kota ini saat awal ku menginjakkan kaki disini dahulu, seorang bapak paruh baya yang baru pindah di kota ini terlihat berjalan masuk kerumahnya baru saja menikmati suasana pagi baru olehnya. Persis seperti yang pernah kualami 6 tahun lalu, pagi hari yang selalu membawa semangat baru, pagi yang selalu membangunkanku mendahului terbitnya matahari, dan pagi yang selalu kuikuti dengan seksama kehadirannya di depan rumah dinas reot tempat dimana kenanganku tertinggal dengannya selama setahun lebih. Mengikuti perlahan kegelapan tersingkirkan oleh datangnya terang, sampai pada akhirnya lalu-lintas di tikungan kecil jalan depan rumah menjadi ramai, tanda harus bersiap beraktifitas harian.Saat ini aku telah meninggalkan kotaku ini, hidup memang tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan. Namun, pagi ini, kumerasakan aura yang telah lama hilang kehadirannya. Aku ingin merasakan aura ini dengan lebih sering, terbangun pagi di tempat baru, merasakannya lagi dan lagi.

Jumat, 11 November 2011

Menunggu waktu - midnight express - vegetarian temporer

Hehe.. kembali menulis ditengah malam, nyaris pukul 2 dini hari. Bukan tanpa sebab aku masih begadang sampai jam segini, karena tubuh ini sudah merengek untuk diistirahatkan dari beberapa jam yang lalu. Namun, sebuah request dari yang terkasih yang berada di pulau seberang sana memintaku untuk membangunkannya pukul 3 dini hari WITA (yang mana itu berarti pukul 2 WIB), sebentar lagi nih. Celakanya, permintaan lugu itu disampaikan pada pukul setengah 12 WIB. Yah, gagal deh tidur. Tapi ga papa, demi "Nyai" apapun akan kulakukan (termasuk menjual baju-celana.. :p)

Ada sedikit cerita tentang perenungan diri yang ingin dibagi di tulisan ini, FYI sekarang aku sedang menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) 8, menandai hampir setahun ku menjalani lanjutan perkuliahan ini dari 2,5 tahun yang direncanakan. Beberapa mata kuliah lumayan bisa, beberapa setengah gagal, 1 disinyalir GATOT (tinggal berharap pada keberuntungan dan kebaikan Pak Dosen). Tapi hidup terus berjalan toh? Dan setelah beberapa lama mendengarkan musik dari sebuah band legendaris bernama Extreme, dan mengagumi sebuah lagu yang berjudul "midnight express", akhirnya setelah hampir 10 tahun sejak aku menemukan kaset bekasnya di Taman Martha Tiahahu (taman deket terminal Blok-M), aku berusaha mencoba memainkannya dengan gitar.

Cerita ini sebetulnya cukup mudah ditebak, dengan tingkat skill bergitar yang dari dulu pas-pasan (namun penuh ambisi), plus masa hiatus bergitar yang terjadi semenjak ku menginjakkan kaki di pulau Lombok dan menetap disana selama hampir 6 tahun dan akhirnya kembali ke bumi ibukota lagi, jari-jariku bak seorang jompo yang mencoba untuk berkompetisi adu lari seratus meter melawan seorang remaja (ting-ting).

Tapi it's fun... semua itu ternyata meremajakan jiwa yang selama ini terlalu nyaman dinina-bobokan. Oh iya, ada juga terpikirkan hari ini untuk serius memulai untuk detoksifikasi dengan menjadi vegetarian temporer, hal itu berawal dari saat akan berangkat ke kampus di pagi hari, iseng membuka kulkas kutemukan buah belimbing titipan nenek (kangen juga ketemu dia), seketika terbesit tanya "kapan terakhir ku makan buah?" yang mana aku tak menemukan jawabnya, alias memang sudah lama sekali. Bahkan kalau mau dievaluasi pola menu makanku beberapa waktu terakhir ini, jarang ada unsur sayur didalamnya. Pantas saja tubuh ini rasanya jadi berat, maka kuputuskan tekad (ya.. ini baru tekad) untuk menjadi vegetarian temporer, yang mana hari ini pun aku telah gagal untuk menjadinya (karena tadi siang makan ikan). Hmm.. Sebuah hari yang cukup menarik bagiku, entah mengapa walaupun secara obyektif ga beda dengan hari-hari sebelumnya.

Aneh. Tapi tulisan ini harus diakhiri karena aku harus membangunkan si Dia yang ada disana.

"cinta memerlukan hati yang luas untuk menampungnya, bersegeralah.. namun bersabarlah terhadap prosesnya"

Minggu, 30 Oktober 2011

Cerita kemacetan Jakarta yang tidak pernah bosan untuk diceritakan

Melintasi Jakarta pada pukul 9 pagi atau 6 sore? Tidak terima kasih. Jika anda termasuk orang yang masih ingin menjaga tingkat kewarasan anda berada di titik normal, anda pasti akan memberikan jawaban yang sama dengan saya. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, baik itu roda empat maupun roda dua, di Jakarta dengan tingkat yang bisa disebut mengkhawatirkan, jalan di Jakarta pun semakin kasat mata tidak mampu untuk menampung para penggunanya setiap harinya. Adapun usaha untuk menambah jalan baik itu dengan melebarkan, menjembatankan, mendalamtanahkan, atau apapun itu. Proses menuju kesananya (pembangunannya) pun serasa menjadi neraka bagi mereka yang tengah berada di sekelilingnya. Bukan tak mungkin, saat jalanan baru itu mulai dioperasikan, keadaan sudah terlanjut akut stadium 4 karena laju pertambahan kendaraan bermotor yang menggila selama proses pembangunannya. Sehingga kehadirannya menjadi sesuatu yang tidak solutif. Sehingga sebetulnya, semua orang juga sudah tahu bahwa akar permasalahan terletak bukan pada luasnya jalan namun pada pertambahan kendaraan bermotor yang tidak terkendali. Sejauh ini belum ada terdengar adanya usaha dari Pemerintah Daerah untuk menekan angka pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Alih-alih, sang ahlinya Jakarta hanya berkonsentrasi untuk menambah jumlah jalanan di Jakarta yang pada akhirnya proses tersebut hanya memperparah kemacetan di beberapa titik pembangunan, Jl. Prof. Dr. Satrio (jalan casablanca) adalah salah satunya, pembangunan proyek ambisius untuk melayangkan Kampung Melayu - Tanah Abang sejauh ini telah menyulitkan para pengguna jalanan di sepanjang jalan tersebut. Mengingat jarak Kampung Melayu - Tanah Abang yang tidak bisa dibilang dekat, maka kemacetan di lokasi pembangunan ini akan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar. Sisi buruk lain dari usaha pemda ini adalah estetika atau keindahan lingkungan yang menjadi terganggu bukan hanya karena proses pembangunannya, namun karena kehadiran jalan baru yang dinilai dibangun secara serampangan itu membuat wajah Jakarta semakin semrawut gak karuan. Kalau sudah begini, kembali kita bertanya, kearah manakah pembangunan Jakarta ini mengarah sesungguhnya? Kita hanya bisa menunggu dengan sambil menahan nafas sesekali, dan berharap semoga Tuhan akan turun tangan menangani Jakarta.

Selasa, 25 Oktober 2011

Kopi susu Siang ini



Langit siang sedang gelap karena sedang turun hujan yang lumayan lebat, saat sedang sendiri didalam rumah. Aku menikmati suasana kesendirian ini, seperti biasa, aku pasti melarikan diri kepada kopi. Sudah beberapa kali kumenikmati diri membuatkan kopi bengkulu yang biasa dicampur susu kental manis untuk diri sendiri atau teman. namun untuk kali ini rasanya kopi bengkulu terlalu berat siang ini. Nescafe classic ku yang telah lama terbengkalai juga belum pernah dipadukan dengan susu kental manis. Dalam kesendirian, kuseduh air mendidih ke kopi instan dengan cita rasa keasam-asaman ini, 1 sendok teh, satu sendok teh gula pasir, dan susu kental manis secukupnya. Dalam kesendirian ini pula aku biasa mendapatkan diriku sendiri, memikirkan masa lalu, mencoba berdamai dengannya, dan menatap masa depan.



Banyak orang yang gagal melangkah hanya karena dia tidak bisa berdamai dengan kesalahannya di masa lalu. Dan banyak juga yang hancur karena dia terus-terusan melakukan kesalahan-kesalahan baru karena berjalan maju sambil menatap ke kebelakang. Masa lalu memang tempatnya jaya dan salah. Sangat menggoda untuk selalu dikenang, sangat nikmat untuk selalu dikorek. Begitu pula dengan kopi ini, dengan cita rasanya sendiri dia hadir dihadapanku, jujur. Tidak berusaha minta diterima, dan aku menerima dia dengan segala keasamannya. Toh habis juga pada akhirnya. Apapun itu, "Kesusahan macam apa yang bisa membunuh hati yang selalu berbahagia?" -Ariel-

Kamis, 13 Oktober 2011

Jum'at 14 oktober '11 pagi

Jum'at ini, walaupun terbangun dengan kondisi mental yang kurang oke, tetap gw paksakan diri menjalani rutinitas pagi. Sholat, minum air putih, sms dan mencoba telpon membangunkan istri tercinta dan yang pasti membereskan tempat tidur. Sebetulnya ada satu hal yang entah kenapa gw skip pada pagi - subuh ini, yaitu ngemil. Biasanya tujuan gw ngemil buat memanaskan mesin metabolisme gw untuk hari itu. selanjutnya, ngupi. Pagi ini kopi yg dipilih kapal api special mix. Harum nih kopi ini. tagline "secangkir semangat untuk Indonesia" mungkin ada benarnya. Mata melek, sekaligus seluruh indra dan gairah menyala pasca ngopi. Entah karena kopinya atau emang dikasih zat "doping" sama si kapal api. Selanjutnya memantau kabar dunia lewat dunia maya, namun gw membatasinya karena gw ga perlu informasi yang terlalu banyak, gw menset diri gw sendiri untuk ga tau semua tentang dunia. Mr.alwaysknoweverything is simply not me. Selanjutnya otak atik hp baru pemberian istri tercinta. hmm.. ternyata gw gaptek ya.. hahaha payah.. ya udah.. SELAMAT PAGI DUNIA.. SELAMAT BERAKTIFITAS

Rabu, 10 Agustus 2011

Ramadhan dan Mid-semester

Masih menunggu moment untuk kembali bisa beraktifitas 'normal' karena adanya bulan Ramadhan dan menjelang ujian tengah semester, yang mau-tidak-mau atau suka-tidak-suka akan sedikit menggeser pola hidup kita yang biasa kita jalani sehari-hari. Namun, untuk pembicaraan tentang bulan Ramadhan, semua hal yang ada tentang bulan suci tersebut adalah memang mengarah untuk mencondongkan kehidupan seorang Muslim untuk menggeser titik berat kehidupannya menjadi lebih agamis dan memikirkan hal-hal non duniawi, setidaknya selama bulan ini. Hal tersebut tidak bisa dikeluhkan, namun harus diakui bahwa perkembangan kita dalam hal duniawi memang sedikit terhambat. Namun diluar hal tersebut, kenyataan bahwa persiapan menjelang ujian mid-semester yang sedang saya hadapi juga menyita waktu dan perhatian saya untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. Namun, bulan Ramadhan ini adalah sebuah berkah bagi kita semua, datang cuma 1 kali dalam setahun. Mari beribadah.

Sabtu, 06 Agustus 2011

My (phillosophic) thought bout boxing

Bukankah dunia tinju itu dengan jelasnya telah merepresentasikan nilai kehidupan itu sendiri? Dalam artian begini, seorang juara dunia tinju tidak akan pernah dilihat track record / jejak tarung sebelumnya untuk menjadi layak tidaknya menjadi seorang juara. Sang juara munfkin saja pernah kalah atau malah beberapa kali kalah di masa lalunya namun satu hal yang pasti saat dia juara dialah yang terkuat, dan bisa jadi pula dia menjadi kuat karena proses yang telah dilaluinya (termasuk kekalahannya) dan bukan jaminan pula bahwa dia akan sekuat itu tanpa sebuah kekalahan-kekalahan yang dialaminya. Tapi juga tidak menjamin juga bahwa setiap juara harus kalah dahulu baru, karena misteri terbesar dalam hidup adalah kehidupan itu sendiri. Yang pasti beberapa juara tinju muncul dari sosok petinju kalahan di masa lalunya , pacMan contohnya, dan beberapa petinju yang tak terkalahkan dan juara di kelasnya justru mengalami kemunduran setelah menerima kekalahan pertamanya, oscar de la hoya dan naseem hamed contohnya. TerAkhir yang asik dikupas dari dunia tinju adalah, juara tidak akan pernah mundur saat masih berjaya dan memiliki banyak rival yang menanti untuk dikalahkan, juara akan terus bertarung dan tidak pensiun sebelum pensiun dari kehidupan itu sendiri dan dialah sang juara di kehidupan yang sebenarnya. Rocky Balboa contohnya.

Jumat, 05 Agustus 2011

Kenyang diawal = tidak sahur kemudian. Lho Kok Bisa?

Buka puasa dengan es pisang ijo memang maknyus benar, dengan harga Rp.5.000,- (es pisang ijo jalan pisok bintaro), dimana kenikmatan yang dirasa oleh lidah bersensasi manis dan lembut dengan kehadiran sang pisang bersalut "roti" hijau untuk mengganjal "ocehan" sang lambung yang benar-benar menuntut sesuatu yang lebih berat dari sekedar fluida merah manis yang pastinya lebih awal dimasukkan kedalam sistem pencernaan (bahasa lain untuk nyeruput gitu). Apalagi kemarin sebelum masuk rumah, hadiru pula kompetitor lain untuk takjil yang kebetulan abangnya melewati depan rumah yang dengan kalapnya kuhentikan dan kuminta empat bungkus dengan imbalan sejumlah uang. Kompetitor tersebut adalah SUSU KEDELAI yang memang adalah salah satu favorit lain saya di segala waktu. Singkat kata, saat berbuka puasapun tiba, dan pasti kuterkam terlebih dahulu es pisang ijo yang telah sedari tadi menungguku di dalam kulkas. Lepas dari es pisang ijo, kulahap batagor pemberian seorang kawan yang tak habis setengah porsi kulahap (sengaja makan setengah-setengah aslinya) dengan kondisi perut yang sudah agak mendekati kata "full". Tapi aku teringat maduku yang lain yang bernama SUSU KEDELAI, langsung saja kuambil satu bungkus dengan rasa natural (murni kedelai tanpa additional flavour kecuali gula) yang ternyata seisi plastik tepat memenuhi ukuran gelas berkupingku, sisa sedikit tepatnya yang langsung ku'encot' langsung dari plastiknya. Dan segelas penuh cairan itu pun ku kirim ke lambungku untuk menemani es pisang ijo dan batagor tadi. Terus terang aku sangat kekenyangan sampai-sampai ajakan untuk ditraktir untuk makan di sebuah ayam presto tulang lunak pun hampir kubatalkan, Tapi dengan pertimbangan rejeki yang datang di musim "kering" seperti saat ini. Akhirnya aku menyusul menuju tempat makan tulang lunak tersebut, hasilnya bisa ditebak. 1 porsi penuh (tetap) kuhabiskan, dan perut ini betul-betul dalam status "occupied", dan rencana nonton Transformer 3 pun yang malam itu kujalani hampir setengah durasi film kuhabiskan dengan tertidur (sangat disayangkan memang), dan klimaksnya adalah Aku tidak bangun Sahur!!!... tragis memang, tapi toh perut sudah diisi lebih awal. Disyukuri saja bung!

Selasa, 19 Juli 2011

"Eksotisme" Kota Taliwang Sumbawa Barat

Taliwang adalah ibukota sebuah kabupaten baru yang bernama kabupaten sumbawa barat, hasil pemekaran dari kabupaten sumbawa. Tadinya taliwang adalah sebuah kota kecil dengan jalan-jalan utama yang tidak lebih lebar dari 4 meter. Namun menjadi sebuah ibukota kabupaten mau tidak mau memaksa Taliwang untuk berbenah menjawab tantangan untuk menjadi kota yang "terstandarisasi" sebagai ibukota kabupaten. Jika kita kebetulan mampir di kota ini, cobalah bertanya kepada masyarakatnya tentang Komutar Telu Center (KTC), KTC adalah sebuah lokasi yang baru dibangun dan diperuntukkan sebagai city center dan pusat pemerintahan dari Kota Taliwang. Di KTC kita akan menemukan masjid agung, balai kota, dan jalanannya pun telah dipersiapkan dengan terencana untuk menjadi sebuah pusat kota. 2 Jalan besar terpisah lurus dan panjang terhampar di KTC, namun pembangunannya seperti agak terburu-buru karena masih terdapat kerusakan di sana sini. Masjid Agung Taling sangat indah tata arsitekturnya, terutama di malam hari. KTC juga menjadi tempat keramaian baru bagi para muda mudi taliwang menghabiskan malamnya, terutama malam minggu. Menjadi tempat berkumpul dan bercengkrama, bahkan tak jarang KTC menjadi arena balap motor liar karena trek lurus dan panjangnya memungkinkan untuk hal tersebut. Taliwang juga memiliki hotel baru berbintang 4 yang bernama Grand Taliwang. Hal itu seperti sebuah tanda bahwa Pemda Taliwang benar-benar mempersiapkan kota secara serius untuk menjadi ibukota Kabupaten Sumbawa Barat. Namun, biar demikian Taliwang tetaplah kota yang sepi. Di KTC yang merupakan tempat berkumpul masyarakat taliwang (terutama di malam hari) masih relatif sepi jika dibandingkan dengan tempat berkumpul kota-kota lain, Mataram misalnya. Dan selain KTC, lapangan alun-alun adalah tempat keramaian. Mungkin sebelum muncul KTC, alun-alun adalah pusat keramaian yang ada. Terkadang lapangan alun-alun ini pun dijadikan tempat resepsi pernikahan besar, dengan membangun tenda-tenda yang luas, lapangan tersebut disulap menjadi "gedung" resepsi pernikahan. Taliwang memang nikmat karena sepinya, siang hari selalu terasa lebih sepi dibandingkan dengan malam hari, apalagi jika hari libur, karena panas dan berdebu masyarakatnya agak enggan untuk beraktifitas di siang hari jika tidak ada suatu kepentingan yang mendesak. Untuk kuliner, ayam taliwang yang terkenal itu justru tidak ditemukan di kota ini, dan makanan yang ada termasuk standar, seperti : ayam goreng, sea food, dsb. Namun ada sebuah franchise ayam goreng ala kentucky lokal. Namanya Yummy Fried Chicken, rasanya pun tidak mengecewakan. Jika anda singgah ke Taliwang, mungkin kesederhanaan restoran lokal ini (ala kentucky) layak dicoba, karena didalamnya terasa semangat kewirausahaan dari penduduk kota kecil ini. Untuk obyek wisata terdekat, Taliwang bukanlah sebuah kota strategis yang dekat dengan obyek-obyek wisata alam, yang terdekat mungkin Pantai Sekongkang yang (itupun) berjaraktempuh 2-3 jam dari Taliwang, untuk menuju Sekongkang kita harus melewati medan berkelok dan menanjak, dan pemandangan selama perjalanan pun indah, banyak kuda yang berkumpul di pinggir jalan. Dan kita juga akan melewati pintu masuk menuju pertambangan PT.Newmont Nusa Tenggara di daerah Jereweh. Yang pasti wisata di Taliwang dan sekitarnya ibarat operating system berbasis opensource, semuanya harus mandiri. tapi hasilnya pasti akan lebih memuaskan.

Kamis, 07 Juli 2011

waterboom alami di Sendang Gila Lombok

Berwisata ke daerah senaru Lombok jangan lupa untuk mengunjungi Air Terjun Sendang Gila dan Air Terjun Tiu Kelep. Kedua air terjun ini menawarkan keindahan dan keteduhan bagi setiap pengunjungnya, namun bukan kedua air terjun itu yang akan dibahas kali ini melainkan suatu "wahana" yang akan ditemui jika kita akan berjalan dari air terjun sendang gila menuju air terjun tiu kelep yang memang terletak agak masuk kedalam hutan. Wahana yang dimaksud adalah sebuah jembatan air tua dan sebuah terowongan yang bertugas mendistribusikan air dari tiu kelep ke pedesaan. Lalu apa yang bisa dilakukan dengan "wahana" ini, jawabannya adalah bermain Waterboom. Jika debit air sedang cukup deras, kita bisa meluncur di jembatan air tersebut, caranya? berjalanlah ke sisi lain mulut terowongan dan cukup rebahkan diri sampai seluruh badan terbenam dan cukup mengapung dengan mengecualikan kepala untuk tetap bisa bernapas (jika badan tidak mengapung pertanda debit air sedang kurang). Selanjutnya biarkan airmembawa tubuh kita melintasi jembatan air ini, dan berhentilah sebelum masuk ke terowongan air. Jangan sampai terhanyut terus kedalam terowongan, bukannya apa-apa, selain gelap ada beberapa kawat melintang yang terdapat di dasar saluran air sehingga dapat membahayakan diri kita jika kita tetap meluncur didalamnya. Yang pasti setelah puas bermain waterboom dengan guyuran air zonder kaporit, kita bisa berjalan masuk ke terowongan, menikmati kegelapan dan memacu adrenalin dengan beberapa lubang cahaya yang akan ditemui didalam terowongan menambah kesan dramatis perjalanan sampai pada akhirnya nanti keluar di dekat jalan keluar.


Kedua "wahana bermain" adalah cemilan "nikmat dan bergizi" disaat kita menikmati dan berkunjung ke air terjun sendang gila dan tiu kelep.

Ingin melihat videonya? silakan di


selamat berlibur...

Kamis, 30 Juni 2011

Memuaskan diri dengan Rinjani (sampai titik darah penghabisan)



Mendaki gunung sangatlah menyenangkan, banyak yang mempercayainya sebagai sarana me-"recharge" jiwa. Dan mendaki gunung juga bukan monopoli para anggota pecinta alam, siapapun berhak untuk mendakinya. Apalagi jika gunung itu adalah Gunung Rinjani yang terletak di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), Rinjani telah tersohor namanya baik skala nasional maupun internasional, terletak didalam lingkup Taman Nasional Gunung Rinjani, banyak hal yang bisa kita nikmati dari perjalanan mendaki gunung rinjani ini. Mulai dari pemandangan alam, Satwa, Flora maupun tantangannya. Namun, mendaki gunung rinjani memerlukan sebuah persiapan dana, tenaga, dan waktu yang terencana. Disini, kita akan membahas tentang budget waktu yang ideal jika kita merencanakan untuk hiking rinjani bersama kawan-kawan dan sahabat kita yang notabene memiliki kekuatan dan stamina yang berbeda-beda (kadang merepotkan, namun apa yang bisa menandingi kenikmatan mendaki gunung dengan para kolega dan sahabat terdekat?).

Sebaiknya kita menyediakan waktu 5 hari 4 malam, mungkin anda akan berpikiran bahwa waktu itu terlalu banyak, namun bukankah sebaiknya kita memiliki suatu pengalaman yang sekali terjadi namun mengesankan untuk dikenang, daripada "tanggung" yang hanya membuat kita penasaran untuk mengulang-ulangnya dikemudian hari dan mungkin situasinya tidak lagi sama bersama para sahabat yang sama.

berikut gambaran perjalanannya :

Hari 1

Berangkat dari Mataram sebaiknya tidak lebih jari jam 6 (dengan asumsi telah sarapan sebelumnya) dengan menggunakan kendaraan sewaan menuju Desa Sembalun (pintu masuk rinjani), perjalanan rata-rata memakan waktu 2-3 jam, sesampainya di Sembalun lakukan pendaftaran di pos jagawana dan membayar uang administrasi resmi. Setelahnya carilah porter (para penduduk Desa Sembalun) yang akan membantu kita menunjukkan jalan, dan mengangkat barang bawaan yang relatif lebih berat. Gunakanlah jasa mereka secara bijak, agar tidak berlebih maupun kekurangan yang pada akhirnya nanti hanya akan memberatkan kita diatas gunung. Dan perjalanan pendakian harus sudah dimulai tidak lebih dari pukul 10.00.
Target hari pertama adalah untuk sampai di Pos 3 atau yang biasa disebut oleh penduduk sekitar dengan nama Pos Pada Balong. Perjalanan hari pertama adalah titik terberat perjalanan kita karena tubuh kita akan mengaklimatisasi kondisi yang baru dalam perjalanan ini sehingga mungkin beberapa dari kita akan menganggapnya sebagai hari yang paling melelahkan selama perjalanan. Oh iya, jangan lupa untuk membawa stok rokok yang banyak (walaupun anda bukan perokok) sebagai perekat pergaulan dengan para porter :)

Hari 2

Hari ke-2 akan menempuh perjalanan yang terjal yang dinamakan bukit penyesalan. Entah dari mana nama ini muncul, yang pasti medan ini sangatlah berat. Hari ke-2 ini kita akan menempuh perjalanan dari Pos 3 menuju Pelawangan Sembalun. Namun medan berat yang akan ditempuh dihari kedua ini akan sedikit terbantu dengan kondisi tubuh yang sudah tertempa oleh "perjuangan" hari pertama. Secara jarak hari kedua ini tidaklah menempuh perjalanan yang panjang, namun karena medannya terjal, maka hari kedua akan didedikasikan penuh hanya untuk mencapai Pelawangan Sembalun, dimana semakin cepat waktu tempuhnya maka semakin lama kesempatan kita untuk beristirahat dan menikmati keindahan danau segara anak dari atas, sambil mempersiapkan diri untuk mendaki ke puncak pada dini hari nanti (bagi yang berniat untuk melakukan summit attack). Di Pelawangan sembalun ini, juga tersedia mata air segar yang berada agak dibawah lokasi tenda didirikan. Dan berhati-hatilah terhadap kawanan monyet yang terkadang mencuri stok logistik anda. bagi yang berniat menuju puncak rinjani, Sebaiknya kita tidur lebih awal karena pukul 2 dini hari kita akan melakukan summit attack dengan harapan bisa menikmati sunrise dipuncak rinjani, mintalah porter (jika menggunakan lebih dari 1 porter) dan teman yang tidak berniat "muncak" untuk menjaga tenda.

Hari 3

Setelah berhasil menikmati sunrise di puncak rinjani sambil mengabadikan momen dan gambar dengan kamera, dan kembali ke camp di pelawangan sembalun, selanjutnya adalah bersiap untuk menuju danau segara anak. Perjalanan sebaiknya dimulai maksimal pada pukul 10, sehingga bisa mencapai danau sebelum gelap. Medan yang akan ditempuh akan menurun terjal, sehingga diperlukan kehati-hatian ekstra dalam perjalanan ini, namun pemandangan yang disuguhkan juga sangat luar biasa. (apalagi jika kabut yang sedang pekat tersingkap). Sesampainya di danau, segeralah mendirikan tenda, dan jika hari masih jauh dari gelap, bisa relaks dengan mandi air panas yang ada. Dan bagi yang membawa alat pancing, di danau segara anak inilah kesempatan untuk mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya (dengan memancing), karena ikan yang ada sangat melimpah. (bahkan pemancing pemula seperti saya bisa mendapatkan ikan sampai jumlah belasan). Untuk umpan, bisa bawa sendiri, atau minta / barter dengan logistik yang agak berlebih dengan para pemancing lokal yang ada (biasanya mereka membawa umpan yang sangat banyak).

Hari 4

Hari ke empat bisa dihabiskan penuh di danau menikmati 1 hari penuh ketenangan dan kedamaian, jauh dari hiruk pikuk, dan terlepas dari keharusan perjalanan yang melelahkan. Memancing, dan mandi air panas adalah pilihan yang sangat mengasikkan untuk menghabiskan waktu 1 hari di danau segara anak (dijamin waktu akan berjalan sangat cepat karena kita terlalu asik berdiam disini). Namun jika ingin segera pulang, perjalanan akan sama dengan yang akan dituliskan di hari 5.

Hari 5

Setelah puas menghabiskan waktu di danau segara anak, saatnya meninggalkannya dengan membawa sejuta kenangan. Rute perjalanan akan menuju pintu masuk rinjani lainnya yaitu desa senaru, perjalanan sebaiknya dimulai tidak lebih dari jam 9 pagi, karena rute yang akan ditempuh adalah "kesimpulan" dari perjalanan kita 3 atau 4 hari sebelumnya. Menanjak tebing yang terjal (percayalah setelah 3 hari perjalanan berat di awal dan relaks 1 hari di danau, tubuh kita akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan hari pertama) untuk sampai di pelawangan Senaru (tempat para pendaki yang naik dari Desa Senaru mendirikan tenda) disini kita bisa makan siang untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan trek menurun dan menembus hutan hijau sampai dengan pintu keluar Senaru nanti pada sore menjelang gelap. Disini kita akan mendapatkan pengalaman berbeda, jika saat mendaki kita akan menempuh medan sabana stepa, namun saat turun akan menembus hutan hujan. FYI tepat di pintu keluar taman nasional gunung rinjani di desa senaru ada warung yang menyediakan berbagai minuman dingin, maka sebaiknya jika sudah mencapai pos I, jangan minum lagi, agar saat sampai di bawah bisa minum di warung dengan lebih segar!! (setelah 4-5 hari tidak minum minuman dingin).

seru bukan? jadi tunggu apa lagi? segeralah rencanakan untuk reuni dengan para sahabat lama anda, dan ambilah cuti panjang untuk dihabiskan dengan petualangan bersama.

Kamis, 09 Juni 2011

Aku Cinta Indonesia

Mendaftar ACI di detik.com, menyadarkanku bahwa selama ini aku hidup tidak bebas. dalam artian setelah "terbelenggu" masa sekolah dan kuliah. berlanjut ke masa bekerja. sekarang kembali ke kuliah lagi. aku tidak merasa menikah membelengguku (atau mungkin belum). tapi setidaknya dengan mendaftarnya aku di ACI. aku berharap ada secercah harapan bagiku untuk hidup bebas memiliki diri dan waktuku sendiri. aku mencintai kebebasan, dan akan melakukan yang terbaik untuk mereka yang mencintaiku :)

Aku

mencoba mencari bentuk terbaik dari diriku. Mencoba menjadi yang terbaik bagi mereka yang mencintaiku. Berbuat yang terindah untuk mereka. Namun, tetap pada akhirnya, kekuranganku yang akan muncul. Dan aku bahagia ketika melihat mereka bisa menerima diriku dengan semua keTOLOLanku

Rabu, 25 Mei 2011

terserang flu

Menggelepar dihajar gejala flu. Kemarin ketika si Dia mampir menginap 1 minggu di Jakarta juga menderita gejala yang sama. Saya juga sempat tersenggol gejalanya sampai ikut-ikutan minum obatnya, walaupun dengan dosis setengahnya. Setelah si Dia direnggut dariku oleh jarak sejak 3 hari yang lalu, kemarin lusa dan kemarin diriku sempat memproklamirkan diri dalam kondisi sehat dan bugar, tapi tidak sampai sore hari ini. Hidung, tenggorokan, mulai menunjukkan adanya serangan nyata dari unsur-unsur asing yang tak kasat mata. Tak lama, kepalapun ikut dibuat pusing, sebuah serangan sistematis nan mendadak. Blitzkrieg ini mengakibatkanku saat ini kembali meminta bala bantuan dari benda (yang juga asing bagi tubuh) yang menyebut dirinya sendiri dengan nama panadol. Reinforcement ini kubutuhkan agar bisa tetap berdiri saat besok menghadapi ujian, yang sekarang diriku hanyalah seorang korban dari peperangan yang sedang berkecamuk di dalam tubuh ini. Merengek melalui tulisan adalah hal terbaik yang bisa kulakukan saat ini untuk mengalihkan rasa sakit, sambil meresapi makna sebuah kalimat bijak yang berbunyi "Tuhan bersama orang sabar". Amin.


Sabtu, 21 Mei 2011

Sang Prabu - Intro

Alkisah disebuah kerajaan miskin nan hampir bangkrut bernama Gondesia, hiduplah seorang raja kurus kering bernama Prabu Gondes yang sedang dililit masalah (nyaris) pailit selain masalah sembelit. Raja itu berpikir keras untuk menyelamatkan krisis keuangan kerajaannya, sampai akhirnya seekor cicak jatuh di kepalanya yang dibarengi oleh ide (yang menurutnya) brilian.
serta merta dia memanggil seorang perdana menteri (merangkap panglima tertinggi, merangkap direksi, koki, sampai kuli) yang masih setia mendampinginya bergelar Ngkungkakungndorobei, biasa dipanggil mbah mbei. Seketika itu juga, sang Prabu dengan semangat berapi-api memberitahukan sang Panglima Tertinggi bahwa dia memiliki sebuah ide yang brilian untuk menyelamatkan bahkan mengembalikan kejayaan dari kerajaan yang hampir pailit itu. Sejenak mbah mbei berpikir keras dengan otak pikunnya mengenai kapan terakhir kali kerajaannya itu mengalami masa jayanya, namun mbah mbei gagal. Saat percobaan kedua hendak dilakukan mbah mbei, semuanya buyar oleh auman sang Prabu Gondes yang bersiap untuk mengeluarkan dekritnya dihadapan sang Direksinya yang seorang itu. Mbah mbei yang seluruh pembuluh darahnya telah dipenuhi oleh aturan protokoler keistanaan semenjak masih mudanya pun syahdu terdiam oleh suara gertak sang prabu, karena memang seharusnya begitu menurut mbah mbei, hidup adalah untuk mengabdi. sejenak hening, Sang prabu meminta air putih kepada sang Koki satu-satunya, karena menurutnya ide brilian ini pastilah datangnya dari Dewata walaupun turun bersamaan dengan jatuhnya cicak di kepalanya. Segelas penuh gelas habis dengan segera dan tergesa-gesa, dengan mulut yang berlumuran air putih dan menetes-netes di dagunya, kali ini sang Prabu berdiri dengan mata berapi-api, memberi mandat kepada Mbah mbei untuk... yang bersamaan dengan jatuhnya seekor tokek ke kepala sang prabu yang membuat sang prabu kaget setengah mati dan teringaat perut kosongnya yang dari tadi pagi hanya diisi oleh lamunannya saja. Sang prabu pun menitahkan mbah bei untuk pergi berhutang ke warung negara tetangga sebungkus nasi tempe kuah ayam. Segera berangkatlah sang kuli melaksanakan sabda sang Prabunya.

Kamis, 19 Mei 2011

Kue 24 Jam


Sulitnya membagi waktu disaat situasi memang sedang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Waktu yang seluruh manusia diberikan dalam sehari-semalam 1x24 jam dengan sama rata sama rata oleh Tuhan adalah sangu alias modal untuk bisa dikelola dengan sebaik-baiknya. Makanya itu, ini semua kembali kepada sebuah frase yang bernama 'manajemen waktu'. Bukan suatu mata kuliah wajib maupun non-wajib yang diajarkan di perguruan tinggi manapun, tapi harus diakui bahwa MW (manajemen waktu) adalah sebuah disiplin ilmu esensial bagi setiap orang. Terutama bagi yang dilahirkan tidak dengan bergelimangan harta layaknya jeung Paris Hilton (dia lagi..)

Saya adalah salah satunya yang mengalami kesulitan dalam memilah-milah 'kue' waktu tersebut untuk bisa dibagikan secara adil kepada seluruh stakeholder kehidupan saya. Semua selalu terbentur dalam sebuah situasi yang tidak diinginkan, keterbatasan waktu yang seandainya luangpun, tubuh dan jiwa saya menuntut dengan keras untuk digunakan untuk slowing the pace down alias santai sejenak. Salah sayakah? yah mungkin saja, karena sangat mungkin terjadi di suatu sisi bumi lain ada individu-individu yang bisa memaksa tubuh dan jiwanya untuk memiliki ketahanan bekerja dan berpikir keras dengan istirahat alias ngasoh yang minimal. Yah adalah hak prerogatif setiap insan manusia untuk memutuskan bagian-bagian kue 24 jamnya terbagi seperti apa. Yang pasti kalau saya pribadi terkadang merasa terlalu tua dan lelah untuk 'berlari'.

BB

Terpikir waktu gw mau bayar obat panadol (masih di 7eleven) di kasir, gw bareng n berpapasan sama seorang pria 30an awal (sepertinya) dengan gaya yang kalau boleh gw tebak, dia bekerja di sektor swasta kalau ga pengusaha ya pegawai tingkat manajer deh. Dengan teman wanita, pacar, atau istri disebelahnya yang sibuk dengan BB-nya sang pria yang sedang membayarpun tak lama mengeluarkan BBnya dan hanyut didalamnya sampai proses pembayaran barang-barang belanjaannya menjadi tumbal karenanya (tersendat maksudnya).

Gw mikir, dengan persenjataan gw 2 buah HP Nokia yang bisa dibilang berfitur sangat dasar (sms dan telpon) dengan segala keterbatasannya (itupun hp satunya boleh minjem dari adek gw bwt memfasilitasi telpon-telponan sama si Dia), jelas gw bukan tandingan si Oom Parlente satu

ini. Lalu timbul naluri manusia gw, saat giliran gw membayar, apa perlu gw juga ber BB an seperti si Oom tadi? kalau dari segi kebutuhan sih rasanya gw ngga / atau belum perlu. Tapi mungkinkah kebutuhan itu muncul saat gw memilikinya atau dengan kalimat lain perasaan butuh muncul setelah gw memiliki BB atau minimal smart phone jenis lainnya?

Agak mengusik dan mengganjal di kepala sih pertanyaan itu, tapi sekembalinya ku kemeja dimana si Dia sedang menunggu obat yang gw beli (si Dia lagi sakit flu). Melihat wajahnya aku jadi bertekad... "Gw belum perlu gadget gitu-gituan, masalahnya uangnya dari mana tong? inget utanglu masih banyak"

Gula, Manis, & Kebahagiaan...


Hari ini tubuh gw mengalami over asupan gula, karena memang seharian porsi konsumsi gula gw diatas ambang normal. Sebenernya hal ini bukan suatu yang terlalu jadi perkara buat gw n body. Tapi pacar merangkap bini gw yang entah kenapa bakal berdiri di baris terdepan menentang semua affair gw sama semua yang berasa manis itu. Bercerita tentang hal yang manis, saat si Dia tadi dengan gegabahnya menambahkan sirup rasa ... (gw lupa) sebanyak 3 crott kedalam segelas teh tarik berukuran small (di 7eleven) pada akhirnya berakibat teh tarik gw menjadi oversweet dan kembali gw yang menjadi korban dengan gak bisa menikmati teh tarik sampe puas karena dibredel sama si Dia (dengan alasan takut nanti diabetes). Siapa yang salah coba? tapi terlepas dari konsumsi gula gw hari ini, sepanjang perjalanan pulang naik motor (si Jagur) gw jadi kepikiran, "sudah cukup maniskah hidup gw?"

Seperti apa sih hidup yang manis itu? seperti teh tarik gw barusan kah? seiring dengan molekul-molekul glukosa yang mulai berkelana di pembuluh darah gw, pikiran dan khayalan gw tiba-tiba melayang menuju Paris Hilton.



Jeung Paris ini terasa manis juga hidupnya (dari kacamata gw sebagai wong cilik), terlahir di sebuah keluarga yang memang sudah kaya raya, tak pernah ada kata mengeluh dalam hal materi, terasa manis sekali buat gw. Ngebayangin ke arah situ aja ga pernah (atau mungkin ga berani). Tapi apakah jeung paris sendiri sudah merasa manis dalam hidupnya? nah itu mungkin cuma Jeung Paris dan Tuhan yang tahu. Terlepas dari semua kontroversinya, Paris Hilton adalah manusia biasa yang juga mencari kebahagiaan. Karena mungkin secara materi dia semenjak lahir terpenuhi (overdosis malahan mungkin) dia merasa hal itu bukanlah suatu barometer kebahagiaan lagi, sehingga dia mencari jalan lain untuk membahagiakan dirinya sendiri, dengan perbuatan-perbuatan kontroversialnya mungkin. tapi kontroversial menurut siapa? menurut gw? iya lah. Lha wong kerjaannya cuma hura-hura, ngabisin duid, dsb dsb yang kalo gw pagi-pagi buka laptop konek internet n kebetulan baca berita tentangnya, malah bikin dada gw makin tipis karena keseringan dielusin.

Duid oh duid, mengapa engkau masih menjadi barometer kebahagiaan yang penting bagiku? tidak bisakah diriku ini disulap bertukar posisi dengan Jeung Paris. Mungkin saja dirinya akan lebih bahagia menjadi diriku seorang mahasiswa yang agak kadaluarsa dengan bebas berjalan-jalan kemana-mana tanpa paparazzi yang mengikuti yang mana juga keberadaannya cuma bikin risih.

Sebaliknya gw malahan seneng kalo ada yang ngikut-ngikutin poto-potoin gw. Hehe.. Tengah malem gini emang pikiran semakin liar melayang. Memikirkan Paris Hilton dengan segala kegemilangannya disana.

Ps. Btw menurut si Dia, jeung Paris juga berada di dalam posisi mencari kebahagiaan. Yang pada akhirnya gw simpulkan, manusia emang kalau belum berhenti bernafas yang namanya kebahagiaan itu tidak akan berhenti di satu titik. Makanya itu, tercipta kata "bersyukur" (klise dan kembali ke titik nol)

Senin, 16 Mei 2011

Hawking's latest opinion bout deity

In this middle of the night, i've just read the latest Stephen Hawking's opinion that (of course) driving a huge controversy.
He said that heaven is kinda fairy story which means there's no heaven or it's similarities, and also he added that the afterlife is null (that's i write in my own words).

Yeah, i think Stephen Hawking has his own right to convey what's in his mind, moreover he is a still living great scientist in this earth. He also have changed opinion about this divine things, from time to time he's got some different opinion about this matters, and been hardened up recently by refusing the existing of the deity.

For Me, human is still human with this bordered capacities. There's so many thing that still yet uncoverd in this universe, as i take one simple example, let's take the human brain as a computer with pentium 1. And about understanding the God is a software needing a minimum pentium 4. So, human's brain will not capable either reading or operating this program.

IMHO


Nyanyian Tengah Malam

Hari sudah malam, sudah lewat tengah malam, apa yang akan kau perbuat di hari yang masih teramat muda ini??
Memupuk asa kembali setelah terlayukan oleh badai kemarin.
Membuka lembar baru penuh harap dan asa.
Lupakan luka lama..

Jangan biarkan itu terjadi lagi, jangan lagi dan jangan pernah lagi..

Biarkan semua terbawa angin malam ini, mari hembuskan asa,, dan hanya asa...

Minggu, 01 Mei 2011

solemn free dive


it's solemnly true that we're belong to mother earth..

kembali ke titik nol

Seperti sebuah bola basket yang terus di dribble , naik dan turun, selalu ada "tangan" yang menyuruh si bola untuk kembali ke titik nol. Tapi tahukah itu, bahwa dibalik "paksaan" untuk meluncur ke bawah menyentuh titik dasar, selalu ada bounce-effect untuk kembali ke titik yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kita selalu terbawa kembali ke titik nol itu, namun kita pun selalu siap untuk kembali tidak ke titik yang sama, namun ke titik yang lebih tinggi.

Hadapi dengan sempurna bro, that's life!

sedikit tentang Pantai Mangsit

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8283098

Kamis, 28 April 2011

Saumlaki


Pagi ini gw terbangun dengan satu kata yang terngiang di benak (hadooh apa lagi nih)..

Kata itu adalah : "SAUMLAKI"

Nahloh.. jauh amat, langsung aja gw cek internet, menuju peta Maluku Tenggara, ternyata apa yang selama ini pulau tempat Saumlaki itu bertempat / berlokasi, adalah salah. Saumlaki adalah nama kota, bukan seperti yang selama ini gw kira, yaitu nama pulau. Saumlaki terletak di pulau Yamdena, selama ini gw salah nebak, Kep. Aru gw bilang Pulau Saumlaki.

Wah, pertanda keilmuan Geografi gw yang masih sangat perlu diasah. Hmm.. pertanda apa dari Gusti Allah mengirimkan kata "Saumlaki" pagi ini ke gw?

Ini foto burger yang tersaturasi



sebetulnya tanpa olah sotosop (full saturated) burger ini pun sudah tersaturasi oleh lemak jenuhnya.

Selasa, 26 April 2011

Jomblo Tulang Lunak

Pagi ini ada satu kata yang terus menggelayut di pikiran gw semenjak dari bangun tidur, lari pagi, sarapan, sampe sekarang pas lagi nulis ini. Kata atau frase itu adalah "Jomblo Tulang Lunak".

Apa maksudnya? gw juga ga tau, tau-tau muncul aja di benak gw. Kalo ayam ato bandeng tulang / duri lunak gw tau, tapi ini jomblo?

Dari pada didiemin bikin penasaran n akhirnya malah jadi bisul, mending coba sotoy-sotoyan aja deh y. Jadi izinkan saya untuk sotoy dalam tulisan kali ini. (emang sebelumnya ga sotoy ya?)

Jomblo Tulang Lunak, Jomblo itu sendiri adalah suatu kondisi dimana seseorang jejaka / gadis tidak memiliki tambatan hati resmi dalam wujud pacar, kalo sekedar pujaan hati alias kisah cinta bertepuk sebelah tangan ya mungkin ada.

Tulang Lunak adalah sebuah kondisi dimana ayam mengalami proses pengolahan yang sedemikian rupa (dengan sistem presto kalo ga salah ya) sehingga menghasilkan suatu daging ayam nan empuk, bahkan sampai tulang-tulangnya kalau mau bisa dimakan / dikunyah karena empuk juga.

Nah, jika dua frase itu digabungkan menjadi Jomblo Tulang Lunak, mungkin kalo menurut gw ya seorang Jomblo yang tulangnya lunak, hehe apa ya, kalau Gatotkaca yang hebat itu digambarkan memiliki tubuh yang kuat tak mempan senjata apapun, otot kawat tulang besi!


eng ing eeeenngggg.......

"otot kawat tulang besi"

Hal itu mencerminkannya sebagai tokoh kuat nan gagah perkasa, disini tulang besi berarti kan tulang yang keras! mana ada besi lembek coba.

Mungkin dengan menyenggol istilah penulangannya Oom Gatot Kaca, Tulang lunak yang dimiliki si Jomblo berarti kiasan untuk menggambarkan ketidakberdayaannya dalam menghadapi situasi kejombloannya, bukan dalam artian dia memilih untuk menjomblo atau dengan kata lain jomblo adalah sebuah pilihan. Kalo itu beda lagi, tapi dalam lubuk hati yang paling dalamnya, sang Jomblo menginginkan untuk dibelai oleh seorang gadis pujaannya. Namun apa daya, daya juangnya teramat lemah sehingga tidak ada satu pun didunia ini yang bisa merasakannya.

Sekalinya dia mau berusaha, kepentok masalah dikit, dah mundur (dan ga pernah maju-maju lagi).

Mungkin kalo mau diartikan "Jomblo Tulang Lunak" ya seperti itu. Jadi jangan biarkan diri kalian yang masih pada Jomblo menjadi bertulang lunak, tapi jadilah Jomblo Otot Kawat Tulang Besi ala Om Gatot Kaca itu.


ps : btw, Gatot Kaca tu jomblo ya?


tot litch

Senin, 25 April 2011

Google hari ini - John James Audubon


Pagi ini gw cek internet, dan seperti biasa, gw mampir dulu ke mbah google, siapa tau ada kejutan menyegarkan seperti yang selama ini selalu si mbah tawarkan.

Dan ternyata benar!

Ada lagi nama baru yang gw dapatkan hari ini, namanya John James Audubon (26 April 1785 - 27 Januari 1851)

hahaha siapa pula dia? gw juga baru denger pagi ini, cek markocek, oooo ternyata kata wiki
(btw kombinasi yang maknyus bukan? umpan lambung dari mbah google diselesaikan dengan taktis oleh sundulan oom wiki)
Singkatnya John James Audubon tu seorang imigran Perancis yang pada akhirnya menjadi tokoh Amerika Serikat. Beliau itu adalah seorang naturalist dan Pelukis, tapi kayaknya lebih ke pelukisnya ya? soalnya kalo kita search di google picture, yang muncul banyakan hasil-hasil lukisannya yang kebanyakan bertema alam.

Yah lumayan pagi-pagi dah dapet wangsit baru dari mbah google.. btw, kapan nih dapet wangsit t*gel 4 nomer mbah?? hehehe




Audubon by John Syme, 1826

[info film] Super Size Me




Info film yang mungkin agak telat tapi semoga bisa berguna terutama buat yang belum tau atau udah tau tapi mulai lupa tentang bahaya junkfood yang kini mulai dominan dan tersebar di tengah-tengah masyarakat (dengan segala kebaikan yang mereka tawarkan). Film ini dibuat tahun 2004 tapi apa yang diceritakan masih sangat relevan dengan dunia per junkfood an yang ada saat ini (khususnya di tanah air)

jadi.. tetap waspadalah..

silakan download disini :

http://www.indowebster.com/SuperSizeMeDvDrippart1.html

Minggu, 24 April 2011

Waduh Pak, bayar dulu pajak bandaranya..




Alkisah pagi ini gw sedang tergopoh-gopoh mengejar jadwal pesawat paling pagi yang akan membawa gw dari Lombok menuju Jakarta, dan pemandangannya seperti biasa, di ruang bandara Selaparang Mataram-Lombok yang tidak besar, dipadati oleh ratusan penumpang yang sibuk dengan urusan keberangkatannya di pagi buta itu.

Nah, gw yang sudah di check-in kan tiketnya menggunakan jasa mas-mas travel agent otomatis tinggal berkepentingan menembus pintu pemeriksaan (plus scanner) kedua. Namun ditengah padatnya manusia di ruangan tersebut, antrian 1 baris pun terlihat absurd, melihat ada ruang kosong disebelah, ya sudah gw berdiri disitu dengan pertimbangan (dan pembenaran karena memang secara aturan melanggar aturan antri) ga memungkinkan lagi kalo gw ikut antrian yang sudah ada, toh gw pikir disaat antrian gw yang dah agak telat itu, kalo pesawat dah mau berangkat, nanti akan ada mas-mas petugas yang berteriak-teriak memanggil para penumpang yang masih belum terangkut naik ke pesawat, dan salah satunya yang terjebak antrian semrawut seperti yang gw alamin ini. Secara, (sekali lagi pembenaran gw nih hehe) gw mencoba memanusiawikan pola antrian yang memanjang seperti ular ditengah hiruk pikuk yang tidak efektif itu.

Namun setelah gw berdiri dengan tertib di tempat baru gw, ehh.. bapak-bapak disebelah gw (mungkin karena memang benar) komen, "ini antrian jadi dua ya??" dengan nada menyindir (mungkin ke gw), pikir gw, kalo dia bilang langsung ke gw ya gw akan jelasin baik-baik (tanpa ngotot menjadi yang benar karena emang jelas tindakan gw ga benar) kalo udah ga memungkinkan gw antri di ujung belakang yang ntar bakal ngalangin orang keluar masuk (lagian kenapa ga bapak itu berinisiatif membuat barisan baru ntar pasti gw ikutin). Kadang terlalu kaku ikut aturan tanpa ngeliat situasi juga akhirnya ga beres juga kan. Tapi sekali lagi gw tegaskan memang tindakan gw ini patut dinamakan membuat antrian baru alias kurang (jika menggunakan perlembutan kata "tidak").

Waktupun berlalu, dan orang-orang mengikuti gw untuk antri dibelakang gw, tapi toh tetep aja ada orang-orang yang lebih rusuh nyelaknya daripada gw. Dan si Bapak bijak itu berkicau lagi "orang Indonesia memang paling susah diajak tertib n teratur".
Hmmm.. pikir gw, itu kalimat yang mungkin beratus-ratus kali (kalo belum sampe seribu) gw denger dari mulut orang Indon sendiri. hehehe ada apa nih sama orang Indonesia??
Merasa tau diri, gw ga mau deh ngeduluin bapak-bapak itu, ya udah gw kasih duluan, sekilas dari tiketnya terlihat bahwa beliau ini bukan orang sembarangan (pikir gw, mungkin ini orang yang bisa merubah Indonesia ke arah yang lebih baik), terbukti dari tiket Garuda Indonesia kelas Executive yang dipegangnya.. wow.. baru kali ini seumur hidup gw liat tiket GI executive class.

Ya udah deh, merasa kelas gw makin kebanting, gw makin ikhlas mendahulukan beliau-beliau ini, tapi ternyata batin gw mendadak merasa berkata "haduuhh bapak idola ku, kok anda melakukan hal-hal remeh temeh seperti ittuuuu (diucapkan dengan nada prihatin)", Ternyata eh ternyata, si Bapak belum bayar pajak bandara, ehh beneran tuh? (dalam hati gw ga percaya saat petugas pemeriksa mengatakan ke bapak yang terdiri dari 2 orang itu), eh ternyata beneran. Mungkin beliau terlalu sibuk hingga sudah antri sedemikian lama dan memegang erat prinsip baiknya namun lupa akan hal dasar tersebut.

Nahloo, kalo dah gini gimana?? sejenak gw mikirin, waduh jangan-jangan demi menjaga prinsip antrinya ntar bapak ini akan kembali ke antrian yang mengular itu karena ga pingin menyelak hak orang lain. Haduuuhh



Kamis, 21 April 2011

ratapan orang bokek

andai tetesan bensin yang terbuang saat mengisi bensin itu dari seluruh Indonesia dikumpulkan untuk tangki bensin motor bebekku, mungkin aku tak akan pernah perlu keluar uang cuma buat isi bensin

Rabu, 20 April 2011

film ? (baca : tanda tanya)


Barusan gw nonton film ? (baca : tanda tanya) di 21 Bintaro Plaza, sebuah film yang katanya kontroversial itu, dan memang segala kontroversinya memberikan buah manis tersendiri bagi Hanung Bramantyo cs dari segi antusiasme penonton. Dari mana gw tahu hal itu? simple aja, siapa juga yang bisa menjamin bahwa ibu-ibu prototype rumpiers alias yang bermodel tukang rumpi gitu bakal hadir nonton film yang di spanduknya cuma bergambar grafis tanda tanya besar tanpa embel-embel tulisan berarti. Pasti mereka taunya dari cek n ricek, kabar-kabari, atau para lelembut sebangsanya yang memberitakan bahwa film ? itu diprotes banyak pihak dan elemen masyarakat yang merasa tergores oleh jalan cerita film tersebut yang menurut mereka (yang identitasnya dicatut Hanung) bukan menggambarkan mereka yang sebenarnya, lalu yang sebenarnya gimana? di koran ada sih mereka menjabarkan panjang lebar, tapi gw males ngebacanya karena pada akhirnya mereka menginginkan dirinya ditampilkan dalam diri yang seideal yang mereka mau, jadi karena gw males baca korannya, jadi gw ga tau apa maunya mereka dan pada akhirnya gw ga bisa bercerita tentang topik itu disini.

Terlepas dari kehadiran para ibu-ibu yang menurut gw mereka memasang cara menonton ala layar tancep yang bebas berhaha-hihi selepas-lepasnya pada hal-hal yang sebenarnya ga urgent untuk ditertawakan, dan pada akhirnya membuat orang-orang yang bener-bener pingin nonton n pingin tau "apa sih maunya hanung di film tanda tanya ini" jadi terusik. Tapi biarlah, Hanung cs pasti ga peduli sama penderitaan gw n yang dia pikirin sama kehadiran para rumpiers itu yang penting dah pada bayar tiket n kasnya makin menggembung (konon dalam 5 hari penonton film ? mencapai 100.000 orang dan entah berapa prosentase para ibu-ibu bokis yang nonton film ini karena takut dibilang ga happening sama temen-temen PKKnya), tapi ya salah gw juga nonton di jam ibu-ibu beroperasi.

Oke tentang film itu sendiri, overall gw bilang bagus. sebelumnya gw ngomong gini cuma sebagai konsumen akhir dari sebuah produksi film bukan berbicara sebagai pakar.
? dikemas dengan baik, jauh lebih baik daripada film Hanung terakhir yang pernah gw tonton, yaitu "ayat-ayat cinta".
Dari adegan-adegan yang ditampilkan, gw baru tau ternyata Hanung tuh hobi banget ngambil adegan dari tempat-tempat yang sedikit tidak wajar (mungkin untuk alasan artistik), di beberapa titik awal bagus memang, tapi lama-lama pengambilan gambar untuk Menuk masuk rumah aja diambil dari atas plafon yang kebetulan ada sekat-sekat sempitnya (cuma adegan itu aja yang gw inget) dan ada beberapa lagi sih (kalo ga mau disebut banyak) dan sekali lagi kalo sering-sering itu jadi agak mengganggu, mungkin bagus tapi kadang disaat-saat tertentu penonton awam seperti gw juga pingin disuguhkan scene pengambilan gambar yang wajar-wajar saja, dan capek kalo diajak eksplorasi angle terus.

Dan apa yang bikin ? juga bagus dan sangat jauh diatas rata-rata film Indonesia lainnya adalah cerita-cerita non verbal yang disampaikan, bagaimana pengambilan gambarnya menangkap suasana kota tua yang menjadi lokasi cerita film dari awal sampai akhir, hal itu bagus. Entah pakai ilmu apa dia bisa seperti itu.

Tema, nah sekarang kita bicara tema, yang diangkat didalam film juga adalah sesuatu yang bisa dikatakan berani untuk "dijual" di pasar Indonesia yang terkenal sensitif untuk bersenggolanpun (ingat istilah senggol bacok?). dan sialnya bagaimana cerita tersebut dibangun juga bagus, tapi memang sebaiknya sebelum nonton film ini kita baca dulu sinopsisnya karena ceritanya benar-benar tidak dimulai dari awal (dan itu bagus). Namun biarpun tema dan pembangunan ceritanya bagus, kritik juga gw layangkan pada (IMHO) kurang blendingnya adegan per adegan dalam film itu, udah bagus, tapi sangat sayang kalau masih terasa kurang halus. Kalo menurut gw lagi nih, hal itu mungkin karena penghayatan para pemain film yang masih belum maksimal (ga kurang, udah cukup tapi masih bisa dioptimalin kalo bisa dimaksimalin lagi) jadi emosi yang tertangkap adegan per adegan itu berbeda dan pada akhirnya jadi kayak kumpulan cerpen berbeda cerita (tapi itu kalau mau dirasakan dengan perasaan yang super sensitif, kalo ibu-ibu bokis itu ga tau deh ngerasain hal yang sama ato ngga hehe). Dan satu lagi, film ? ini juga ternyata terkena penyakit kronis yang banyak menyerang film-film manapun itu, bahkan hollywood, yaitu ending yang justru antiklimaks.

Antiklimaks gimana? hmm tapi ini menurut pendapat saya lho ya (dan gw yakin sama ini), Bagaimana cerita dibangun dengan indah dan penuh logika masuk akal, di beberapa adegan seperti saya bertanya "masak sih ada orang Muslim mau jadi peran Yesus di sandiwara pra paskah?" tapi ternyata kalo dipikir-pikir, si fulan bin fulan yang berprofesi sebagai pemain film kelas bawah itu dalam keadaan yang sangat terjepit keadaan ekonomi nya sampai-sampai ga punya tempat tinggal dan tidur di masjid setiap harinya, dan dia memang tidak menjual akidahnya kok, jadi dia cuma bener-bener cari nafkah dari situ, kalau dia ga gitu dia ga bisa apa-apa, dan pasti akan ada pertanyaan "emang ga ada pekerjaan lain?" kalau di film itu, digambarkan bahwa dia benar-benar sudah terjepit keadaannya. jadi selalu ada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang gw ajukan sepanjang film. Namun untuk bagian akhir si pemeran utama, Soleh, yang menjadi Banser dan sedang mengamankan ibadah umat katholik di sebuah gereja menemukan bom yang disimpan dibawah kursi jemaat. Kekurangan adegan (yang seharusnya klimaks) ini,

pertama : Bomnya kok diperlakukan sangat kasar sekali sama si Soleh, cara diangkat, dibawa lari sedemikian rupa, sebagai orang yang sangat awam dengan dunia teknis bom, gw cuma bisa bertanya, apa ga meledak duluan tuh bom?

kedua : Bom itu adalah bom waktu lengkap dengan alat penghitung mundur digitalnya, tapi sumpah gw ga tau kalo pas Soleh nemuin, bom itu dah mau meledak (n makanya dia dengan serampangannya mengambil dan membawa lari bom itu kayak bawa bungkusan kado ulang tahun aja), gw ga tau bom itu mau meledak karena di alat itung mundur digitalnya ga keliatan angka apa-apa, malah kayak mati. kayak kalkulator mati jadinya. ato mungkin dia nyala, tapi kamera ga bisa menangkapnya karena nyalanya kalkulator itu kurang kuat. seharusnya kalo mau dibikin dramatis, pake itung mundurnya pake alat iluminating ala kalkulator-kalkulator jaman dulu itu, jadi terang.

ketiga : terlepas dari masalah bom, oke deh si Soleh akhirnya berkorban demi umat agama lain dan dia menemukan jawaban bahwa itulah Jihad yang sebenarnya (menurut film ini). tapi adegan dia membawa lari bom dengan scene dramatis, dan pada akhirnya meledakkannya bersama dirinya terasa sangat 'merusak' apa yang telah dibangun dengan baik dari awal. terlalu heroik, dan kurang dimanusiawikan. Saya juga heran mengapa Hanung memilih untuk mengakhiri filmnya dengan kisah seperti itu.

Tapi ya sudahlah apapun itu, apa yang telah dipersembahkan oleh Hanung Bramantyo cs dalam filmnya ? itu sudah sangat memuaskan untuk ukuran film Indonesia. gw harap kedepannya akan lebih banyak bermunculan film-film berkualitas sama atau bahkan lebih asal jangan kurang.