Senin, 31 Desember 2012

Perjalanan Panjang Akhir Tahun


Mungkin sebagian dari kalian lebih suka menghabiskan sebagian waktu kalian berada di suatu tempat dimana banyak orang berada disekelilingnya. Ada juga yang memilih untuk menyendiri dalam suatu kesunyian. Apapun pilihannya, dunia menyediakan tempat bagi kedua pilihan tersebut. Termasuk untuk pilihan kedua. Dalam sebuah jalur perjalanan Dampit menuju Lumajang via Piket-Nol ba'da maghrib, hiruk pikuk dunia seperti telah ditarik dari peredarannya. Mungkin turunnya hujan sedari siang hingga beberapa kali saat ku beperjalanan, yang membuatku beberapa kali menepi untuk sekedar berteduh dan menikmati suasana, turut menyumbang sebagian besar porsi kesunyian dunia.

Hanya suara serangga malam dan hujan yang mendominasi indera pendengaranku, dengan sesekali bunyi kendaraan berlalu didepanku menghadirkan sebuah kegaduhan dalam tempo sekejap untuk kemudian terserap kembali dengan cepat kedalam gelapnya kesunyian malam. Udara dingin mulai mencoba untuk mendominasi suhu tubuhku. Jalur ini pernah kutempuh 2 tahun sebelumnya dalam perjalanan Lombok menuju Jakarta, sehingga di beberapa titik tempat, seperti menceritakan sebuah kisah keintiman yang pernah timbul antara aku dengan tempat-tempat sunyi ini.

Hujan turun selalu hanya dalam waktu yang tidak lama, untuk mengizinkanku kembali beperjalanan untuk kemudian menyuruhkan kembali menepi dan kemudian hilang kembali. Demikianlah siklus hujan malam itu menemani perjalananku. Di tengah absennya hujan, bulan waxing gibbous - setengah lingkaran memberikan sinarnya ketika mengintip dari balik tabir awan memberikan siluet cerah kepada Gunung Semeru disisi utara. Begitu tenang sang Mahameru saat itu, sangat jauh berbeda ketika kulihat dari kotak televisi ketika memberitakan murka sang gunung. Jalanan berliku di gelap malam, sesekali diterangi oleh cahaya truk dan mobil yang berjalan berlawanan arah. Kota-kota kecamatan kecil juga memberi cahaya ketika aku melewatinya, setelah itu kembali gelap, kembali sunyi, dan kembali dingin. Warung kecil di pinggir jalan juga memberikan setitik terang bagi malam ditengah rimba Piket Nol.

Setiba di kota Lumajang, situasi ternyata berubah total. Kota yang masih dalam suasana pesta perayaan hari jadinya tanggal 15 Desember kemarin. Harjalu (Hari Jadi Lumajang), masih terlihat dirayakan oleh para penduduknya, 3 buah mobil dengan speaker besar yang tak henti-hentinya menghadirkan kebisingan musik-musik dari dangdut sampai PSY-gangnam style kepada telinga para penduduk yang sedang menikmati malam di sepanjang jalan. Aku sendiri bergegas langsung melewatinya menuju kesuatu tempat dimana kesunyian lain akan memelukku.

Beberapa tempat memang masih (sangat) sepi

Snorkeling di penghujung tahun


Beberapa orang yang peduli dengan penanggalan Masehi akan menganggap hari ini adalah hari terakhir tahun 2012, buat saya hari ini sama saja dengan hari-hari sebelumnya (ga tau jika dengan hari esok). Tapi ga ada salahnya juga untuk menganggap hari ini sebagai hari terakhir di tahun 2012 untuk memberi bumbu pada hari agar terasa sedikit gurih.

Agak siang sekitar pukul 10.30 ketika saya memulainya, awalnya air masih cukup jernih (walau tidak terlalu jernih juga) dan menjadi sangat keruh di paruh akhir, kondisi arus air cukup kuat. 

Tidak ada spesies ikan yang cukup menarik dalam sesi snorkeling kali ini, Mungkin keterbatasan jarak pandang mempengaruhi penampakan para ikan tersebut. Sebuah pufferfish (Family Tetraodontidiae) berwarna abu-abu kekuningan sempat terlihat disebuah karang datar (table coral / Acropora) Namun si Puffer ini adalah jenis hewan pemalu, ketika didekati diapun segera menjauh, jikalau saat itu kondisi air lebih jernih mungkin gambar akan bisa didapat namun dengan cepat si Puffer lucu itu segera menghilang dibalik keruhnya air. 

Pembelajaran teknik freediving memberikan banyak manfaat dalam snorkeling kali ini, selain dari durasi waktu submerge yang lebih lama, gerakan dibawah air pun menjadi lebih lugas sehingga pengambilan gambar bawah air dapat menjadi lebih leluasa. Jika ada satu hal yang menghambat, hal itu adalah arus bawah yang lumayan kuat sehingga sempat membuat oleng ketika akan mengambil gambar.

Karang Meja dengan Bioluminescene di pinggirnya
Ketika sampai disuatu tempat dimana terdapat banyak anemon subur didalamnya, kondisi kejernihan air sudah sedemikian buruknya, sehingga gambarpun hanya dapat diperoleh seadanya. Terakhir seekor Morray Eel kecil secara tidak sengaja saya temukan, seperti biasa dia menyembulkan kepalanya seperti garang, namun sebetulnya mereka adalah hewan pemalu yang jika kita dekati lebih lagi mereka akan memilih untuk bersembunyi. Sifatnya sangat berbeda jauh dengan tongkrongannya.

Beberapa foto berhasil diambil walaupun banyak yang hasilnya kurang baik, berikut adalah beberapa yang terpilih. :)

Hutan Kecil Anemon (sayangnya housing underwater sudah mulai fogging)




Minggu, 30 Desember 2012

Yuhuu jadi ini akhir 2012..


Senin pagi hari terakhir tahun 2012, berartikah? entahlah kalau gw sendiri merasa pagi ini bangun lebih pagi dengan rasa pusing dan tidak nyaman yang sama. Pertanda ketidakseimbangan aliran energi? mungkin saja. Manusia hanya sedikit saja mengenal jagad raya, bahkan jagad raya dalam dirinya :0

Di Mataram pagi ini cerah mungkin secerah para penduduknya yang dari kemarin terlihat antusias menyambut tahun baru 2013. Bagi sebagian orang tahun baru kali ini mungkin lebih terasa istimewa karena baru saja terlepas dari ancaman kiamat. Tapi sekali lagi itu bagi sebagian orang lho ya. Percaya atau tidak yang pasti awam selalu berjumlah mayoritas. Awam yang dengan congkaknya berseloroh akan keyakinan fanatiknya, awam yang bersikap skeptis, atau awam yang bersikap masa bodoh. Tidak ada yang salah, karena bisa saja pada tanggal prediksi terjadinya kiamat tersebut memang ada sekelompok kecil manusia yang dengan aksi kepahlawanannya berhasil menyelamatkan bumi dari kehancuran, entah itu dari ancaman meteorit, berhentinya rotasi bumi, ledakan matahari, atau ledakan semesta, entah aksi tersebut dilakukan dengan cara apa kita tidak pernah tahu karena memang tidak ada publikasinya. 

Dalam era sekarang ini publikasi memang sedemikian membutakannya penilaian berjuta manusia. 

Apapun itu, omongn tanpa arah akhir tahun ini menggambarkan pula tahun tanpa arah yang akan segera berakhir (setidaknya berdasarkan kalender masehi).

Selamat tahun Baru