Rabu, 10 Agustus 2011

Ramadhan dan Mid-semester

Masih menunggu moment untuk kembali bisa beraktifitas 'normal' karena adanya bulan Ramadhan dan menjelang ujian tengah semester, yang mau-tidak-mau atau suka-tidak-suka akan sedikit menggeser pola hidup kita yang biasa kita jalani sehari-hari. Namun, untuk pembicaraan tentang bulan Ramadhan, semua hal yang ada tentang bulan suci tersebut adalah memang mengarah untuk mencondongkan kehidupan seorang Muslim untuk menggeser titik berat kehidupannya menjadi lebih agamis dan memikirkan hal-hal non duniawi, setidaknya selama bulan ini. Hal tersebut tidak bisa dikeluhkan, namun harus diakui bahwa perkembangan kita dalam hal duniawi memang sedikit terhambat. Namun diluar hal tersebut, kenyataan bahwa persiapan menjelang ujian mid-semester yang sedang saya hadapi juga menyita waktu dan perhatian saya untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. Namun, bulan Ramadhan ini adalah sebuah berkah bagi kita semua, datang cuma 1 kali dalam setahun. Mari beribadah.

Sabtu, 06 Agustus 2011

My (phillosophic) thought bout boxing

Bukankah dunia tinju itu dengan jelasnya telah merepresentasikan nilai kehidupan itu sendiri? Dalam artian begini, seorang juara dunia tinju tidak akan pernah dilihat track record / jejak tarung sebelumnya untuk menjadi layak tidaknya menjadi seorang juara. Sang juara munfkin saja pernah kalah atau malah beberapa kali kalah di masa lalunya namun satu hal yang pasti saat dia juara dialah yang terkuat, dan bisa jadi pula dia menjadi kuat karena proses yang telah dilaluinya (termasuk kekalahannya) dan bukan jaminan pula bahwa dia akan sekuat itu tanpa sebuah kekalahan-kekalahan yang dialaminya. Tapi juga tidak menjamin juga bahwa setiap juara harus kalah dahulu baru, karena misteri terbesar dalam hidup adalah kehidupan itu sendiri. Yang pasti beberapa juara tinju muncul dari sosok petinju kalahan di masa lalunya , pacMan contohnya, dan beberapa petinju yang tak terkalahkan dan juara di kelasnya justru mengalami kemunduran setelah menerima kekalahan pertamanya, oscar de la hoya dan naseem hamed contohnya. TerAkhir yang asik dikupas dari dunia tinju adalah, juara tidak akan pernah mundur saat masih berjaya dan memiliki banyak rival yang menanti untuk dikalahkan, juara akan terus bertarung dan tidak pensiun sebelum pensiun dari kehidupan itu sendiri dan dialah sang juara di kehidupan yang sebenarnya. Rocky Balboa contohnya.

Jumat, 05 Agustus 2011

Kenyang diawal = tidak sahur kemudian. Lho Kok Bisa?

Buka puasa dengan es pisang ijo memang maknyus benar, dengan harga Rp.5.000,- (es pisang ijo jalan pisok bintaro), dimana kenikmatan yang dirasa oleh lidah bersensasi manis dan lembut dengan kehadiran sang pisang bersalut "roti" hijau untuk mengganjal "ocehan" sang lambung yang benar-benar menuntut sesuatu yang lebih berat dari sekedar fluida merah manis yang pastinya lebih awal dimasukkan kedalam sistem pencernaan (bahasa lain untuk nyeruput gitu). Apalagi kemarin sebelum masuk rumah, hadiru pula kompetitor lain untuk takjil yang kebetulan abangnya melewati depan rumah yang dengan kalapnya kuhentikan dan kuminta empat bungkus dengan imbalan sejumlah uang. Kompetitor tersebut adalah SUSU KEDELAI yang memang adalah salah satu favorit lain saya di segala waktu. Singkat kata, saat berbuka puasapun tiba, dan pasti kuterkam terlebih dahulu es pisang ijo yang telah sedari tadi menungguku di dalam kulkas. Lepas dari es pisang ijo, kulahap batagor pemberian seorang kawan yang tak habis setengah porsi kulahap (sengaja makan setengah-setengah aslinya) dengan kondisi perut yang sudah agak mendekati kata "full". Tapi aku teringat maduku yang lain yang bernama SUSU KEDELAI, langsung saja kuambil satu bungkus dengan rasa natural (murni kedelai tanpa additional flavour kecuali gula) yang ternyata seisi plastik tepat memenuhi ukuran gelas berkupingku, sisa sedikit tepatnya yang langsung ku'encot' langsung dari plastiknya. Dan segelas penuh cairan itu pun ku kirim ke lambungku untuk menemani es pisang ijo dan batagor tadi. Terus terang aku sangat kekenyangan sampai-sampai ajakan untuk ditraktir untuk makan di sebuah ayam presto tulang lunak pun hampir kubatalkan, Tapi dengan pertimbangan rejeki yang datang di musim "kering" seperti saat ini. Akhirnya aku menyusul menuju tempat makan tulang lunak tersebut, hasilnya bisa ditebak. 1 porsi penuh (tetap) kuhabiskan, dan perut ini betul-betul dalam status "occupied", dan rencana nonton Transformer 3 pun yang malam itu kujalani hampir setengah durasi film kuhabiskan dengan tertidur (sangat disayangkan memang), dan klimaksnya adalah Aku tidak bangun Sahur!!!... tragis memang, tapi toh perut sudah diisi lebih awal. Disyukuri saja bung!