Selasa, 29 November 2011

Berlari lagi

Mencoba kembali ke rel, fokus pada impian jangka pendek yang tak kunjung terealisasikan karena satu dan lain hal. Bukan mimpi yang mahal memang, namun perlu urat fokus baja dan tekad yang sekokoh beton untuk tetap tak goyah berada di jalurnya.

Lari 10k
Nampak seperti sesuatu yang mustahil bagiku sampai kumelihat siapa-siapa saja peserta nya di video-video yang ada di youtube.com, jika anda juga menonton klip-klip tersebut, rasanya anda juga akan setuju dengan saya bahwa bukan tubuh kita yang lemah namun tekad dan jiwa kita lah yang terlalu lemah untuk mau menjadi kuat. Darah siapa yang tidak mendidih ketika melihat seorang nenek 65 tahun berhasil finis dalam triathlon ironman yang merupakan jenis triathlon terberat yang ada dimuka bumi ini, dan siapa juga yang tidak makin mendidih congeknya jika mendengar interview terhadap sang nenek yang mengatakan bahwa dia rutin berlatih semenjak sembuh dari penyakit yang nyaris merenggut nyawanya pada 10 tahun yang lalu, alias umur 55 tahun. Wah, berarti kita (seperti aku yang berumur 28 tahun) belum terlambat dong? ya belum lah!
Untuk itu hari ini aku mulai untuk berlari, mencoba melatih raga kembali. Setelah lama vakum karena dulu memang aku pernah berlatih tapi karena hilang fokus karena berbagai hal yang menimpaku dalam hidup, kali ini aku mencoba kembali. Tubuhku akhirnya kembali kupaksa bergerak, setelah minggu sebelumnya berlari sambil berselancar jiwa di sepanjang pantai barat pulau lombok, sekarang saatnya drilling. Lintasan lari Universitas Mataram pun coba ku jajal, kalau misalnya satu putaran lintasan lari standar (yang mengelilingi lapangan bola) adalah sepanjang 400 meter, maka kira-kira untuk mendapatkan jarak 10 km, aku harus berlari sebanyak 25 putaran. Alamaakkk...
Tapi entah kenapa tadi aku bertekad untuk menempuh jarak 10 km tersebut, entah apa yang menggerakkanku. Aku mulai berlari pada pukul 8.50 WITA, cuaca cerah dan matahari pastinya sudah mulai meninggi. Sampai 3 putaran semuanya masih oke, namun selanjutnya, perjuangan telah dimulai. Sengatan matahari pukul 9 pagi menjelang siang, turut menghambat langkah-langkah kakiku, sampai pada putaran ke-8 delusion akibat sengatan matahari mulai muncul, namun seperti yang kita semua tahu, semua itu hanyalah menyerang otak. Satu-satunya yang harus kita jaga adalah otak, mati-matian aku menjaga agar otak ini tetap waras tanpa membiarkannya mengeluh sedikitpun oleh apa yang kualami.

Hey otak!! nurut kamu!! dan pastinya menguasai cara otak bekerja tidak semudah itu, tapi pada akhirnya putaran kesepuluh pun berhasil, pertanda 4km telah kulalui, sorry, hari ini cuma kuat berlari 10 putaran. Tapi angka tersebut adalah rekorku seumur hidup.. hehe memang terlalu dimanja selama ini tubuhku ini. Angka 25 putaran pun masih diawang-awang, mungkin selama di lombok aku tidak akan berhasil mewujudkannya namun yang pasti aku tak akan membiarkan angka yang telah berhasil kucapai menurun kembali (karena menaikkannya pasti akan membutuhkan usaha yang luar biasa bikin males).

Tapiiiiii, semua itu ada harganya, begitu sampai di rumah, jempol kananku yang tempo hari habis operasi ekstraksi kuku karena infeksi, ujungnya menghitam pertanda ada luka dalam yang terjadi... Hadeeeh, moga-moga tidak bertambah parah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar