Senin, 22 Oktober 2012

Secangkir kopi pagi ini

kupi gw tinggal sedikiit..

Terbangun pukul 03.30 dengan kondisi badan yang sedang kurang sehat ditambah beban pikiran untuk menyelesaikan konsep skripsi sesuai dengan keinginan dosen pembimbing. Tapi sejenak gw singkirkan dulu topik skripsi dari tulisan kali ini karena dia telah menyita waktu gw untuk membaca berbagai esai dan jurnal yang membuat pagi gw dengan cepat menjenuh dari sebuah keadaan pagi yang ideal. Oke, kembali soal kopi. Pagi ini gw minum Top Kopi yang kata bang Iwan Fals adalah kopinya Orang Indonesia, ga tau orang indonesia disini semua WNI termasuk gw atau OI - fanbase nya dia, yang gw seduh adalah kopi hitam plus gula sachetan. Sebetulnya bukan kebiasaan rutin gw buat mengkonsumsi kopi di pagi hari, tapi berhubung gw lagi kurang sehat maka banyak orang ahli mengatakan "dengarkan tubuhmu sendiri", maka karena pagi ini rasanya fokus gw kok kurang tajam maka gw putuskan (setelah bersepakat dengan tubuh) untuk minum kopi panas. Keterbatasan pilihan cepat membuat gw memilih kopi hitam, sempat tergoda untuk mencoba "kopi banci" yang biasa dikonsumsi para kaum urban di pagi hari. Buat yang belum tau, kopi banci adalah istilah yang gw dapet dari buku filsafat kopi nya dewi lestari yang merupakan komposisi dari 1 (sendok teh) kopi instan, 2 gula pasir, 3 non-dairy cream. Namun dalam perkembangan selanjutnya gw menyebut semua kopi instan sachetan yang dipersenjatai dengan cream sebagai "kopi banci", dan gw lumayan rutin juga mengkonsumsinya. Namun pagi ini pilihan jatuh pada "kopi jantan" walaupun tadi ada sisa 1 sachet kopi banci. Selain kopi gw sempat mencoba untuk merutinkan kebiasaan minum teh hijau tanpa gula tiap pagi yang konon katanya kaya anti oksidan, tapi pagi ini stok teh hijau sedang abis.
Entah betul atau tidak, tapi sepertinya ini adalah sugesti, mengkonsumsi minuman berasa (walaupun pahit) baik itu teh atau kopi panas di awal pagi seperti "membukakan mata" gw, bisa jadi ini adalah efek kafein yang dikandung kedua jenis minuman tersebut. Namun membicarakan kafein dan hal-hal ilmiah di pagi hari terasa kurang asik, maka gw lebih menekankan pada soal sugesti. Terkadang gw minum kopi pahit juga di pagi hari, tergantung tubuh ini lagi ingin yang mana dan seperti apa. Logika pun seperti dibuat meningkat olehnya, namun gw sadar bahwa sugesti ini tidak boleh "diberi makan" terus menerus, sehingga dengan sengaja gw melubangi jadwal minum pagi yang ternyata mood gw juga tidak down jika ritual ini gw lewatkan. Tapi ritual bangun pagi mendahului matahari tetap harus dipertahankan, gw bangun pukul 04.44 tiap pagi (seenggaknya itu yang tercantum di waker), ritual 04.44 ini udah bertahan selama 10 tahun. Pertama kali dulu gw inget, pengesetan waktu ini gw lakukan dalam rangka persiapan sidang ujian diploma III, karena space waktu yang disediakan (sampai benar-benar beraktifitas) cukup ideal dan angkanya juga bagus maka sampe sekarang gw memilih setting waktu tersebut sebagai penanda kapan gw bangun.
Pagi ini gw ditemani background musik yang kebetulan nemu di youtube yang nada-nadanya mengingatkan gw akan musik-musik yang biasa disetel di lounge-longue ataupun cafe di kawasan wisata pantai (selain reggae pastinya), ini dia link nya





alunan musiknya membuai diri ini seakan berada di gili trawangan. Oke, kita akan memulai hari mulai sekarang. Kembali menceburkan diri ke dalam rencana skripsi, dan kembali menghabiskan segelas kopi yang mulai mendingin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar