Jumat, 05 Agustus 2011

Kenyang diawal = tidak sahur kemudian. Lho Kok Bisa?

Buka puasa dengan es pisang ijo memang maknyus benar, dengan harga Rp.5.000,- (es pisang ijo jalan pisok bintaro), dimana kenikmatan yang dirasa oleh lidah bersensasi manis dan lembut dengan kehadiran sang pisang bersalut "roti" hijau untuk mengganjal "ocehan" sang lambung yang benar-benar menuntut sesuatu yang lebih berat dari sekedar fluida merah manis yang pastinya lebih awal dimasukkan kedalam sistem pencernaan (bahasa lain untuk nyeruput gitu). Apalagi kemarin sebelum masuk rumah, hadiru pula kompetitor lain untuk takjil yang kebetulan abangnya melewati depan rumah yang dengan kalapnya kuhentikan dan kuminta empat bungkus dengan imbalan sejumlah uang. Kompetitor tersebut adalah SUSU KEDELAI yang memang adalah salah satu favorit lain saya di segala waktu. Singkat kata, saat berbuka puasapun tiba, dan pasti kuterkam terlebih dahulu es pisang ijo yang telah sedari tadi menungguku di dalam kulkas. Lepas dari es pisang ijo, kulahap batagor pemberian seorang kawan yang tak habis setengah porsi kulahap (sengaja makan setengah-setengah aslinya) dengan kondisi perut yang sudah agak mendekati kata "full". Tapi aku teringat maduku yang lain yang bernama SUSU KEDELAI, langsung saja kuambil satu bungkus dengan rasa natural (murni kedelai tanpa additional flavour kecuali gula) yang ternyata seisi plastik tepat memenuhi ukuran gelas berkupingku, sisa sedikit tepatnya yang langsung ku'encot' langsung dari plastiknya. Dan segelas penuh cairan itu pun ku kirim ke lambungku untuk menemani es pisang ijo dan batagor tadi. Terus terang aku sangat kekenyangan sampai-sampai ajakan untuk ditraktir untuk makan di sebuah ayam presto tulang lunak pun hampir kubatalkan, Tapi dengan pertimbangan rejeki yang datang di musim "kering" seperti saat ini. Akhirnya aku menyusul menuju tempat makan tulang lunak tersebut, hasilnya bisa ditebak. 1 porsi penuh (tetap) kuhabiskan, dan perut ini betul-betul dalam status "occupied", dan rencana nonton Transformer 3 pun yang malam itu kujalani hampir setengah durasi film kuhabiskan dengan tertidur (sangat disayangkan memang), dan klimaksnya adalah Aku tidak bangun Sahur!!!... tragis memang, tapi toh perut sudah diisi lebih awal. Disyukuri saja bung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar