Boyyy.. cerita kali ini adalah lanjutan dari cerita tentang bermain-main di pantai malimbu tempo hari, karena memang kejadiannya adalah pada keesokan harinya (4 Oktober 2012).
Ceritanya begini, terpana oleh rasa senang yang tak hilang dari pengalaman bermain air di malimbu, keesokan harinya gw n mr.gondes kembali datang ke pantai malimbu (intinya sih karena masih blum puas), kami menuju ke rumah nelayan kenalan kami, dan kali ini bukan cuma untuk numpang parkir dan minjem masker saja, melainkan juga untuk meminjam perahu kecil miliknya. Ya, kali ini kami berkecipak-kecipuk dengan air tidak menggunakan papan surfing seperti kemarin, namun dengan sebuah perahu kecil, yang hanya muat untuk 2-3 orang. Karena hari sudah menjelang siang, maka tanpa membuang banyak waktu selepas meminta izin, kamipun bergegas menuju pantai dan melepas tambatan tali pada perahu dan mengayuh si perahu.
Ini adalah pengalaman pertama ane melihat Pantai Malimbu dari sisi tengah laut, demikian juga tebing-tebingnya yang ternyata memiliki wajah yang berbeda dibandingkan dengan yang biasa dilihat dari jalan raya. Jika lama kami bermain perahu pada pagi menjelang siang itu dibagi dalam 3 tahap waktu, maka 1/3 pertama kami habiskan dengan mencoba menyusuri sisi kiri (selatan) pantai, maunya sih mengikuti usul si Mr.Gondes dengan mengunjungi pantai di balik sisi tebing kiri Malimbu yang selama ini memang tidak kasat mata karena tertutup oleh suatu bentuk bentang alam, tapi ternyata rencana itu adalah rencana gondesss!!!
karena memang tembok ombak yang panjang membentang di sisi pantai yang kami tuju, jadi memaksakan diri sama saja menghancurkan perahu mungil ini.
Akhirnya rencana pun dialihkan menuju sisi utara, namun ternyata arus yang kuat membuat laju perahu tidak secepat sesuai dengan tenaga yang kami kayuh, lelah mengayuh dayung, maka kami berdua turun dari perahu dan memutuskan untuk mendorongnya, ide gondes macam apa lagi ini?? tapi biar begitu entah kenapa perahu dapat melaju lebih kencang dibandingkan dengan mengayuh dayung. Mungkin karena berat badan kami yang menyulitkan si perahu kecil untuk bergerak.
Ngos-ngosan sampai ujung sisi utara pantai, kami mendapati dan melihat batu bolong Malimbu yang selama ini jadi landmark itu dari jarak dekat, dan mengamati kehidupan bawah air disekitar situ. Sedang mr. gondes ternyata punya agenda lain ketika dia melihat cerukan besar dengan cicitan burung-burung yang santer terdengar dari dalamnya. Dia mencoba menduga bahwa ada walet didalam cerukan itu, sehingga dia memutuskan untuk berenang ke pinggir sementara gw bertugas menjaga perahu yang terus dibawa arus dan gelombang yang mengarahkan untuk menghantam batu karang yang menjulang disepanjang sisi utara pantai.
Setelah beberapa saat mr. Gondes puas mendapati bahwa dalam cerukan itu tidak ada sosok walet yang dicari, dia pun kembali ketengah dan bersnorkeling. Namun keseluruhan waktu yang kami habiskan lebih banyak untuk mengarahkan perahu kecil untuk tidak hanyut terbawa arus kepinggir.
Dan perahu kecil ini ternyata bocor.. akhirnya kami menggunakan masker yang kami pakai untuk mengeluarkan air yang menggenangi perahu. Sambil membawa perahu menuju tepi pantai berpasir dan kembali ke parkiran awal, kamipun mendapatkan oleh-oleh rasa lelah ditangan, beberapa foto, dan kulit punggung yang terasa ngilu terpanggang matahari.
Gak banyak foto-foto yang gw ambil dari perjalanan kali ini, cuma antusiasme naik si perahu kecil yang terkadang dengan mudahnya terombang-ambing gelombang yang meninggalkan kesan buat gw.
FIX! Harus belajar berenang biar bisa kaya om oldis :D
BalasHapusoom begal buka kursus renang tuh weuh.. kelas privat pula.. dicoba aja :D
BalasHapus