Menggelepar dihajar gejala flu. Kemarin ketika si Dia mampir menginap 1 minggu di Jakarta juga menderita gejala yang sama. Saya juga sempat tersenggol gejalanya sampai ikut-ikutan minum obatnya, walaupun dengan dosis setengahnya. Setelah si Dia direnggut dariku oleh jarak sejak 3 hari yang lalu, kemarin lusa dan kemarin diriku sempat memproklamirkan diri dalam kondisi sehat dan bugar, tapi tidak sampai sore hari ini. Hidung, tenggorokan, mulai menunjukkan adanya serangan nyata dari unsur-unsur asing yang tak kasat mata. Tak lama, kepalapun ikut dibuat pusing, sebuah serangan sistematis nan mendadak. Blitzkrieg ini mengakibatkanku saat ini kembali meminta bala bantuan dari benda (yang juga asing bagi tubuh) yang menyebut dirinya sendiri dengan nama panadol. Reinforcement ini kubutuhkan agar bisa tetap berdiri saat besok menghadapi ujian, yang sekarang diriku hanyalah seorang korban dari peperangan yang sedang berkecamuk di dalam tubuh ini. Merengek melalui tulisan adalah hal terbaik yang bisa kulakukan saat ini untuk mengalihkan rasa sakit, sambil meresapi makna sebuah kalimat bijak yang berbunyi "Tuhan bersama orang sabar". Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar