Cheese Cake
d'Berugaq Adalah sebuah kedai kopi di ruas jalan adi sucipto Kota Mataram yang menyediakan berbagai menu makanan ringan dan minuman (coffee n tea basis) sekaligus menjadi etalase berbagai karya lukisan (siap jual) dengan desain tempat yang cukup artistik dan teduh walaupun mengambil lokasi di suatu area ruko pertokoan. Namun disini apa yang baru saja membuatku terkesan bukanlah hal-hal itu, melainkan sebuah cheesecake seharga 15 ribu rupiah yang telah berhasil membuatku mendaulatnya sebagai cheesecake yang paling enak yang pernah mampir di lidahku. Penilaian ini mungkin subyektif (dan pastinya iya) namun aku memiliki alasan-alasan yang mendukung daulatku tersebut. Dimensi dari cheesecake ini adalah lingkaran dengan wadah karton dengan ketinggian kira-kira 3 cm diatas ambang atas cheesecake, diameternya sendiri kira-kira 10cm. Dengan warna permukaan putih susu dan terdapat cherry (manisan) ditengahnya membuat penampilannya sangat anggun dibalik kesederhanaannya. Ternyata cheesecake ini terbagi dari 2 bagian yang terpisah secara vertikal, yaitu bagian krim keju yang berwarna putih dan dibawahnya adalah bagian roti berwarna coklat. Krim kejunya terasa sangat lembut di lidah dengan nuansa rasa susu yang kuat, rasa kejunya muncul secara lembut dibaliknya. Dominan rasa krim ini adalah susu yang manis, walaupun nuansa kejunya terasa namun sebagai pecinta keju aku menginginkan agar rasa kejunya lebih menonjol dari yang sudah ada. Namun, apapun itu, rasa yang tersedia telah mampu membuatku sangat menikmatinya. Belum lagi tekstur roti coklat dibawahnya yang mampu menetralkan lidah yang telah terbuai oleh kelembutan krim keju-susu, dan kombinasinya dengan krim sangatlah sempurna. Sekedar tips untuk minuman yang pantas menemani sang cheesecake adalah apapun yang tidak bernuansa manis, aku memilih teh hangat dengan gula terpisah (yang pada akhirnya tak pernah kutambahkan gula kedalamnya), air putih, atau latte tanpa gula bisa menjadi alternatif yang baik.
Cheesecake d'berugaq tanpa penilaian berlebihan adalah yang terbaik sejauh ini (buatku), sangat pas untuk dinikmati sore hari sepulang kerja kantoran dan untuk memperbaiki mood yang sedang tidak bagus.
nb.. oh iya.. kebetulan ini postingan ke 100-ku
Selasa, 03 April 2012
Senin, 02 April 2012
2 Malam di Gunung Kencana
Gunung Kencana adalah sebuah nama bagiku, muncul entah dari mana, untuk kemudian pergi entah kemana. Namun, dia memberi suatu kesan atas kepergiannya. Aku sempat 2 malam "singgah" bermalam di kawasan tersebut. Sedikit gambaran tentangnya, Gunung Kencana sebetulnya bukanlah gunung, namun berfisik sebagai sebuah bukit dengan vegetasi hutan hujan yang rapat dan padat. Terletak di kawasan perkebunan teh milik salah satu perusahaan BUMN, jika dari Jakarta, maka kita harus mengambil jalur puncak ke arah Cianjur setelah melewati Masjid At-Taawun, tak jauh dari sana akan ada baliho besar Jasa Raharja dan disitulah kita terakhir berkendara umum, selebihnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melintasi perkebunan teh menuju ke tempat perkemahan. Di tempat ini juga terdapat sebuah obyek wisata yang bernama Telaga Warna, yang kemarin aku tidak berkesempatan untuk mengunjunginya. Terdapat dua bukit di dalam kawasan ini, yaitu disebut Gunung Luhur dan Gunung Kencana. Keduanya tertutupi oleh lebatnya hijau rimbun pepohonan. Sungai-sungai kecil nan jernih banyak mengalir di sela-sela perjalanan, memungkinkan kita untuk singgah sejenak untuk melepas dahaga. Perjalanan kemarin kulakukan bersama-sama dengan rombongan yang berjumlah tak kurang dari 50 orang, Walaupun aku menyusul sehari kemudian menuju lokasi. Ada yang berkesan saat menikmati pagi pertama di kawasan ini, yaitu pemandangan jelas dari 3 gunung yang berada di dekatnya, yaitu Gunung Gede dengan kawahnya yang menakjubkan, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak agak di kejauhan sana. Pada malam pertama aku camping di Gunung Luhur, dan pada malam kedua di Gunung Kencana. Sampai dengan saat meninggalkan lokasi, cuaca sedang sangat bersahabat, cerah dan berawan. Hampir tak pernah ada tanda-tanda akan hujan, padahal saat itu tren cuaca di lokasi sedang menunjukkan modus kearah "basah". Satu hal yang berkesan sangat dari kawasan ini, adalah adanya kemungkinan bahwa mata air jernih yang mengalir di banyak titik ini adalah mata air bagi sungai ciliwung yang hitam pekat mengaliri Jakarta. Terbayang juga bagaimana parahnya proses degradasi kualitas air yang terjadi entah karena faktor apapun itu, sampai-sampai bisa menjadi sekelam kualitas air Sungai Ciliwung (dan juga sungai-sungai lain yang ada di Jakarta). Kawasan Gunung Kencana ini sendiri sepanjang perjalananku disana masih bisa dibilang perawan, karena sampah plastik sangat teramat jarang bisa ditemui, aku cuma berharap bahwa hal ini terjadi bukan karena kawasan ini masih jarang dijamah manusia, tapi karena kualitas si manusia yang datang / pergi itu sendiri yang sudah sangat berwawasan lingkungan. Akhir-akhir ini, kawasan Gunung Kencana menjadi lokasi favorit bagi para organisasi pecinta alam untuk mengadakan malam inisiasi, penggojlokan, pelantikan anggota baru atau apalah nama dan maksud tujuannya. Hal ini dikarenakan alasan kepraktisan lokasi yang tersedia, sehingga tidak perlu lagi bersusah payah merencanakan sebuah acara yang super-repot di gunung-gunung "sungguhan". Kemarin pada saat yang bersamaan terdapat paling tidak 2 Mapala lain yang sedang berada di lokasi untuk kegiatannya masing-masing. Hal ini pastinya menimbulkan adanya kekhawatiran tersendiri terhadap adanya ancaman degradasi lingkungan yang muncul, mengingat kualitas Mapala yang hadir berbeda-beda, atau mungkin bukan Mapala yang hadir melainkan hanya sekelompok orang yang datang untuk camping dengan segala kecerobohannya (ala orang kota) yang pada akhirnya memberikan dampak yang tidak bagus bagi lingkungan. Seiring perjalanan menuruni lokasi kembali ke kota, benakku berisi banyak pertanyaan dan kegelisahan karenanya.
Langganan:
Postingan (Atom)