desember 2011 bisa dibilang sebagai bulan perpisahan, banyak hal terjadi di bulan ini berkaitan dengan kata tersebut. Tak hanya yang terjadi di kehidupan pribadiku sendiri, namun juga terjadi pada kehidupan orang-orang disekitarku. Semua yang datang pasti akan pergi, semua yang dipertemukan pasti akan dipisahkan, entah untuk dipertemukan lagi (seperti yang dinyanyikan dengan mendayu-dayu di lagu-lagu evergreen itu). seorang sahabat yang telah 7 tahun kukenal di kota kecil ini, dan telah mendiami 10 tahun kamar kosan yang sering kukunjungi jika sedang butuh teman untuk ber"ngawak"ria (ngawak = ngasal) kemarin memutuskan untuk kembali ke kota asalnya dan meninggalkan kota Mataram untuk selamanya (jika kembali tidak untuk tinggal permanen lagi). Hal ini sungguh memukulku, karena setelah kepergiannya, terasa bahwa jika aku ke Mataram selama ini adalah suatu alasan tersendiri untuk sesekali mengunjungi kamar joroknya, ngobrol hal-hal basic kehidupan, sampai membicarakan hal-hal 'ga penting'. Sekarang hal itu sudah tidak ada lagi di Kota Mataram, Kota ini kehilangan salah satu fitur andalannya buatku setelah bandaranya dipindah menjadi berjarak tempuh setengah jam dengan motor kecepatan tinggi. Tidak ada lagi ajakan bakar-bakar ikan hasil pancingan di laut lepas dari seseorang bergaya hidup santai yang sejujurnya menjadi keinginanku untuk hidup sebebas dan setanpa beban dirinya. Tapi ya sudahlah, that's life. We should go on this shit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar