Di suatu hari saat ku berkesempatan menghabiskan waktu liburanku yang hampir 3 minggu di pulau lombok, aku sudah lama ingin mewujudkan impian (sorry ya kalo pemilihan katanya agak hiperbolik) lawas yang telah terpendam bertahun-tahun di benak ini.
Bukan sesuatu yang muluk, sangat sederhana, yaitu berlari / jogging di jalan aspal pesisir pantai lombok barat (antara Senggigi sampai Bangsal), tentu tidak sepanjang jalan itu akan kulahap dengan berlari, akan kuambil 2 titik start dan finish yang masuk akal dengan kekuatanku, dengan sajian pemandangan yang paling indah. Maka, saat kesempatan dan kemauan sedang dapat bekerjasama, akhirnya pada pukul 9 WITA pagi hari kupacu sepeda motor menuju pantai mangsit, setelah kuparkir di warung nasi pinggir pantai yang kebetulan kukenal pemiliknya, tanpa membuang waktu (karena hari sudah semakin panas) aku berjogging-ria menuju titik yang telah kutentukan, Pantai Malimbu. Jogging kali ini terasa sangat soulful, karena aku dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dengan kesunyian maksimal, sesekali motor atau mobil lewat, sesudah itu sepi lagi. Kaki terus bekerja keras untuk membawa tubuh ini ke tempat tujuan, namun pikiran ini berkelana menuju zona-zona waktu tertentu, masa lampau untuk mengingat semua kejadian yang pernah kualami terutama saat setahun terakhir, zona khayal atau mungkin masa depan dimana semua mimpi masih terus kupupuk, dan sesekali kembali tersadar bahwa aku sedang berlari. Semua berputar silih berganti, merefresh otak dan jiwa yang penuh beban. Sungguh hal ini sulit kudapat saat berada di Jakarta atau kota besar lainnya, sehingga aku harus mencari cara untuk bisa melakukan soul surfing ketika berada di kota-kota besar tersebut, atau jiwaku akan berkarat. Sesekali aku mendengar dan membiarkan jiwaku mengeluarkan seluruh keluhan dan bebannya, sambil menyadari apa yang sedang kuhadapi. Dan pada akhirnya, seluruhnya berujung indah. Jiwa ku memang telah lama menginginkan untuk didengar. Saat itulah saatnya.
Bunyi serangga, lonceng sapi, dan gergaji mesin dikejauhan mengiringi jogging ku di pagi menjelang siang hari itu. Jalan aspal yang menyisiri pantai di barat pulau lombok ini terhampar mengikuti naik turunnya lekuk bukit dan lembah, yang berarti medan jogging yang kutempuh pun demikian adanya. Bisa ditebak, aku kewalahan menempuhnya, walau rasa lelah ini terseka oleh indahnya pemandangan pantai saat stamina ini telah nyaris terkuras untuk mendaki jalan menanjak sampai di punggung bukit, tetap saja, kaki pun ikut nyut-nyutan saat melewati trek menurun. Alhasil, joggingku berhasil melewati 2 bukit, dari 3 yang direncanakan. Ya, aku terhenti karena kelelahan di Desa Lendang Luar, padahal setelah desa ini adalah desa Malimbu, tempat finish yang seharusnya, tapi apa daya, tubuh ini sudah terlalu lama dimanja sehingga medan tempuh yang ada telah berhasil membuatnya berteriak ampun minta berhenti. Akupun segera memutar balik tepat sebelum bangunan Sekolah Dasar Negeri 1 Desa Lendang Luar, perjalanan kembali lebih banyak kutempuh dengan berjalan kaki, sekali lagi kukatakan bahwa tubuh ini (terutama bagian kaki) telah minta ampun minta dikasihani. Sampai di Pantai Mangsit aku beristirahat diatas dipan bambu sambil bercengkrama dengan orang-orang sekitar, dan pada akhirnya hampir saja tertidur saat rebahan menikmati masa liburan, terhembus sejuknya angin pantai dibawah rindangnya pepohonan, pagi menjelang siang pada hari itu memang teramat cerah.
Sekilas terbayang bahwa hari itu sebenarnya adalah hari kerja dimana normalnya akupun beraktifitas, tetapi tidak dengan hari ini. Teman-teman sedang sibuk dengan pekerjaannya di sana, aku tertidur diatas dipan ini. Tak lama ku terbangun dan bergegas kembali menuju Mataram.
Ngebut! karena hujan rintik segera mengguyur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar