Langit siang sedang gelap karena sedang turun hujan yang lumayan lebat, saat sedang sendiri didalam rumah. Aku menikmati suasana kesendirian ini, seperti biasa, aku pasti melarikan diri kepada kopi. Sudah beberapa kali kumenikmati diri membuatkan kopi bengkulu yang biasa dicampur susu kental manis untuk diri sendiri atau teman. namun untuk kali ini rasanya kopi bengkulu terlalu berat siang ini. Nescafe classic ku yang telah lama terbengkalai juga belum pernah dipadukan dengan susu kental manis. Dalam kesendirian, kuseduh air mendidih ke kopi instan dengan cita rasa keasam-asaman ini, 1 sendok teh, satu sendok teh gula pasir, dan susu kental manis secukupnya. Dalam kesendirian ini pula aku biasa mendapatkan diriku sendiri, memikirkan masa lalu, mencoba berdamai dengannya, dan menatap masa depan.
Banyak orang yang gagal melangkah hanya karena dia tidak bisa berdamai dengan kesalahannya di masa lalu. Dan banyak juga yang hancur karena dia terus-terusan melakukan kesalahan-kesalahan baru karena berjalan maju sambil menatap ke kebelakang. Masa lalu memang tempatnya jaya dan salah. Sangat menggoda untuk selalu dikenang, sangat nikmat untuk selalu dikorek. Begitu pula dengan kopi ini, dengan cita rasanya sendiri dia hadir dihadapanku, jujur. Tidak berusaha minta diterima, dan aku menerima dia dengan segala keasamannya. Toh habis juga pada akhirnya. Apapun itu, "Kesusahan macam apa yang bisa membunuh hati yang selalu berbahagia?" -Ariel-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar