Sabtu, 06 Agustus 2011

My (phillosophic) thought bout boxing

Bukankah dunia tinju itu dengan jelasnya telah merepresentasikan nilai kehidupan itu sendiri? Dalam artian begini, seorang juara dunia tinju tidak akan pernah dilihat track record / jejak tarung sebelumnya untuk menjadi layak tidaknya menjadi seorang juara. Sang juara munfkin saja pernah kalah atau malah beberapa kali kalah di masa lalunya namun satu hal yang pasti saat dia juara dialah yang terkuat, dan bisa jadi pula dia menjadi kuat karena proses yang telah dilaluinya (termasuk kekalahannya) dan bukan jaminan pula bahwa dia akan sekuat itu tanpa sebuah kekalahan-kekalahan yang dialaminya. Tapi juga tidak menjamin juga bahwa setiap juara harus kalah dahulu baru, karena misteri terbesar dalam hidup adalah kehidupan itu sendiri. Yang pasti beberapa juara tinju muncul dari sosok petinju kalahan di masa lalunya , pacMan contohnya, dan beberapa petinju yang tak terkalahkan dan juara di kelasnya justru mengalami kemunduran setelah menerima kekalahan pertamanya, oscar de la hoya dan naseem hamed contohnya. TerAkhir yang asik dikupas dari dunia tinju adalah, juara tidak akan pernah mundur saat masih berjaya dan memiliki banyak rival yang menanti untuk dikalahkan, juara akan terus bertarung dan tidak pensiun sebelum pensiun dari kehidupan itu sendiri dan dialah sang juara di kehidupan yang sebenarnya. Rocky Balboa contohnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar