Pernah mendengarnya sebelumnya, ya, biasanya kalimat itu keluar dari mulut orang yang kita (atau mereka sendiri menganggap dirinya) bijak. Seolah mereka udah melakukan seluruh hal di dunia ini dan merasa dirinya nabi atau saint. dan biasanya lagi nih, kalimat "sakti" itu diucapkan SELALU dengan mimik dan intonasi yang dibuat (menginginkan dirinya sendiri terlihat) berwibawa. Dan gw udah lumayan sering denger kalimat ini sebelumnya, pada awalnya dulu (pas masih bocah ingusan) kalimat ini emang kesannya keren banget, berat, dan "wah, bapak / ibu ini udah ga mikirin dunia lagi, hebaat". tapi seiring dengan bertambahnya usia dan level pendidikan plus kesadaran berfikir. Gw jadi mikir ulang, orang-orang yang kayak gini ini, yang harus ditatar ulang, at least, kalo gw mau berbaik sangka sama mereka, mungkin mereka cuma tersesat dan harus diarahkan balik ke jalan yang benar. Oke, sekarang gw mau sharing dikit tentang gimana terakhir kali denger kalimat mujarap ini keluar dari orang (lagi - lagi dengan gaya acuh tak acuh seakan telah terlepas dari keduniawian).
Suatu malam gw mampir untuk silaturrahmi ke seorang bijak yang belum bisa dibilang tua, setelah ngobrol-ngobrol sejenak (sebenernya gw dah tau ini orang ga suka sama gw, tapi gw selalu megang prinsip, sejahat apapun orang bersikap ke gw selama itu blum membahayakan atau mencoba membahayakan diri gw, gw ga punya alasan untuk bersikap dengan cara yang sama ke orang itu, kalaupun itu membahayakan, paling gw maksimal cuma mempertahankan diri dan berusaha sekuat mungkin buat ga nyerang balik). singkat cerita dia mengutarakan niatnya beberapa waktu ke depan, untuk ibadah umroh di bulan Ramadhan. hal itu bagus, gw sebagai muslim juga ngakuin kalo itu adalah suatu berkah buat seorang muslim untuk bisa ibadah umroh apalagi di bulan ramadhan. tapi buntutnya itu yang ga enak, berhubung bapak satu ini duluuu udah pernah ibadah haji, dan sekarang mau umroh. dia menyatakan tekadnya untuk akan kembali lagi ke tanah suci paling enggak 2 tahun sekali. Hal itu walaupun ditelinga gw agak berlebihan (mengingat banyak orang yang ga bisa begitu ditengah kondisi bangsa yang carut marut kayak gini) tapi that's still ok though... sampai pada satu titik dengan BIJAK nya dia bilang
"hidup saya mau saya abdikan buat ibadah, saya mau pergi ke tanah suci sesering mungkin, paling tidak 2 tahun sekali, LAGIPULA APA LAGI SIH YANG DIKEJAR DI HIDUP INI"
geblek!!! hal itu bener2 kontra sama background pendidikannya yang udah bisa dibilang level bintang 4. bahkan saat itu pun gw yang berlevel bintang setengah pun bisa langsung kesetrum sama ucapan itu.
itu buat gw adalah kalimat "bijak" dari orang yang bener-bener egois!! cuma mikirin diri sendiri, orang-orang yang kalo dikasih senjata bakalan ngebunuhin orang lain atas nama agama.
emang dia ga ngeliat apa disekeliling kita masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding dengan bapak haji ini. gw yakin hubungan ini setelah kita beribadah dan berhubungan dengan Allah SWT tuhan semesta jagad. setelah itu, uruslah sekitarmu, manusia-manusia disekelilingmu.
Tuhan bukanlah Dzatt yang gila disembah, atau disujudi berjam-jam lamanya. saat elo bisa bilang ga ada lagi hal yang elo cari di dunia ini, itu sama aja elo melupakan hal-hal gajah yang jelas-jelas ada dimasyarakat ini. Mungkin kebutuhan pribadilu baik itu materi maupun spiritual sudah sangat terpenuhi, namun kalo elo tetep menumpuk hal-hal yang itu sifatnya pribadi dengan berkali-kali pergi ke mekkah untuk ibadah haji / umroh (yang mana Allah cuma mewajibkan kita sekali), dan yang mana untuk sekali kesana aja biayanya juga ga sedikit,
hal itu adalah sebuah kemubaziran besar mengingat disekitar kita masih banyak orang miskin dan bodoh.
pergunakan uang dan harta serta ilmu lu untuk membantu sesama dong pak!! " gumam gw dalam hati. gw bener2 empet waktu itu, yang mana bapak itu mengucapkannya dengan nada cuek, tapi ya sudahlah. untuk sekarang ilmu gw cuma bisa sebatas sharing ke kalian (yang kebetulan ngebaca tulisan ini) untuk setidaknya, tau apa itu maksud kalimat itu, dan ga ikut terlena seperti sang pengucap. syukur2 bisa ngelurusinnya.
dan sujud kita sepanjang malam itu hanya untuk diri kita sendiri, tidak ke orang lain. maka lakukanlah kalo mau nyari apa yang dicari lagi di dunia ini. maka selalu gumamkan pada diri kita sendiri, bahwa masih banyak yang kita cari di dunia ini. MASYARAKAT YANG LEBIH SEJAHTERA, zero poverty, ga ada lagi kebodohan dan kemiskinan, anak-anak tumbuh sehat dll dll.. hal2 itu lah yang seharusnya kita cari lagi didunia ini (setelah kebutuhan pribadi kita terpenuhi)..
so, untuk mereka yang berperut kenyang.. jangan pernah mengucapkan kalimat-kalimat "bijak" itu, karena malulah kalian saat mengucapkannya berarti benar-benar sedang lupa dengan apa yang sebenarnya terjadi di sekitarnya (di dunia ini).