Rabu, 25 Mei 2011

terserang flu

Menggelepar dihajar gejala flu. Kemarin ketika si Dia mampir menginap 1 minggu di Jakarta juga menderita gejala yang sama. Saya juga sempat tersenggol gejalanya sampai ikut-ikutan minum obatnya, walaupun dengan dosis setengahnya. Setelah si Dia direnggut dariku oleh jarak sejak 3 hari yang lalu, kemarin lusa dan kemarin diriku sempat memproklamirkan diri dalam kondisi sehat dan bugar, tapi tidak sampai sore hari ini. Hidung, tenggorokan, mulai menunjukkan adanya serangan nyata dari unsur-unsur asing yang tak kasat mata. Tak lama, kepalapun ikut dibuat pusing, sebuah serangan sistematis nan mendadak. Blitzkrieg ini mengakibatkanku saat ini kembali meminta bala bantuan dari benda (yang juga asing bagi tubuh) yang menyebut dirinya sendiri dengan nama panadol. Reinforcement ini kubutuhkan agar bisa tetap berdiri saat besok menghadapi ujian, yang sekarang diriku hanyalah seorang korban dari peperangan yang sedang berkecamuk di dalam tubuh ini. Merengek melalui tulisan adalah hal terbaik yang bisa kulakukan saat ini untuk mengalihkan rasa sakit, sambil meresapi makna sebuah kalimat bijak yang berbunyi "Tuhan bersama orang sabar". Amin.


Sabtu, 21 Mei 2011

Sang Prabu - Intro

Alkisah disebuah kerajaan miskin nan hampir bangkrut bernama Gondesia, hiduplah seorang raja kurus kering bernama Prabu Gondes yang sedang dililit masalah (nyaris) pailit selain masalah sembelit. Raja itu berpikir keras untuk menyelamatkan krisis keuangan kerajaannya, sampai akhirnya seekor cicak jatuh di kepalanya yang dibarengi oleh ide (yang menurutnya) brilian.
serta merta dia memanggil seorang perdana menteri (merangkap panglima tertinggi, merangkap direksi, koki, sampai kuli) yang masih setia mendampinginya bergelar Ngkungkakungndorobei, biasa dipanggil mbah mbei. Seketika itu juga, sang Prabu dengan semangat berapi-api memberitahukan sang Panglima Tertinggi bahwa dia memiliki sebuah ide yang brilian untuk menyelamatkan bahkan mengembalikan kejayaan dari kerajaan yang hampir pailit itu. Sejenak mbah mbei berpikir keras dengan otak pikunnya mengenai kapan terakhir kali kerajaannya itu mengalami masa jayanya, namun mbah mbei gagal. Saat percobaan kedua hendak dilakukan mbah mbei, semuanya buyar oleh auman sang Prabu Gondes yang bersiap untuk mengeluarkan dekritnya dihadapan sang Direksinya yang seorang itu. Mbah mbei yang seluruh pembuluh darahnya telah dipenuhi oleh aturan protokoler keistanaan semenjak masih mudanya pun syahdu terdiam oleh suara gertak sang prabu, karena memang seharusnya begitu menurut mbah mbei, hidup adalah untuk mengabdi. sejenak hening, Sang prabu meminta air putih kepada sang Koki satu-satunya, karena menurutnya ide brilian ini pastilah datangnya dari Dewata walaupun turun bersamaan dengan jatuhnya cicak di kepalanya. Segelas penuh gelas habis dengan segera dan tergesa-gesa, dengan mulut yang berlumuran air putih dan menetes-netes di dagunya, kali ini sang Prabu berdiri dengan mata berapi-api, memberi mandat kepada Mbah mbei untuk... yang bersamaan dengan jatuhnya seekor tokek ke kepala sang prabu yang membuat sang prabu kaget setengah mati dan teringaat perut kosongnya yang dari tadi pagi hanya diisi oleh lamunannya saja. Sang prabu pun menitahkan mbah bei untuk pergi berhutang ke warung negara tetangga sebungkus nasi tempe kuah ayam. Segera berangkatlah sang kuli melaksanakan sabda sang Prabunya.

Kamis, 19 Mei 2011

Kue 24 Jam


Sulitnya membagi waktu disaat situasi memang sedang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Waktu yang seluruh manusia diberikan dalam sehari-semalam 1x24 jam dengan sama rata sama rata oleh Tuhan adalah sangu alias modal untuk bisa dikelola dengan sebaik-baiknya. Makanya itu, ini semua kembali kepada sebuah frase yang bernama 'manajemen waktu'. Bukan suatu mata kuliah wajib maupun non-wajib yang diajarkan di perguruan tinggi manapun, tapi harus diakui bahwa MW (manajemen waktu) adalah sebuah disiplin ilmu esensial bagi setiap orang. Terutama bagi yang dilahirkan tidak dengan bergelimangan harta layaknya jeung Paris Hilton (dia lagi..)

Saya adalah salah satunya yang mengalami kesulitan dalam memilah-milah 'kue' waktu tersebut untuk bisa dibagikan secara adil kepada seluruh stakeholder kehidupan saya. Semua selalu terbentur dalam sebuah situasi yang tidak diinginkan, keterbatasan waktu yang seandainya luangpun, tubuh dan jiwa saya menuntut dengan keras untuk digunakan untuk slowing the pace down alias santai sejenak. Salah sayakah? yah mungkin saja, karena sangat mungkin terjadi di suatu sisi bumi lain ada individu-individu yang bisa memaksa tubuh dan jiwanya untuk memiliki ketahanan bekerja dan berpikir keras dengan istirahat alias ngasoh yang minimal. Yah adalah hak prerogatif setiap insan manusia untuk memutuskan bagian-bagian kue 24 jamnya terbagi seperti apa. Yang pasti kalau saya pribadi terkadang merasa terlalu tua dan lelah untuk 'berlari'.

BB

Terpikir waktu gw mau bayar obat panadol (masih di 7eleven) di kasir, gw bareng n berpapasan sama seorang pria 30an awal (sepertinya) dengan gaya yang kalau boleh gw tebak, dia bekerja di sektor swasta kalau ga pengusaha ya pegawai tingkat manajer deh. Dengan teman wanita, pacar, atau istri disebelahnya yang sibuk dengan BB-nya sang pria yang sedang membayarpun tak lama mengeluarkan BBnya dan hanyut didalamnya sampai proses pembayaran barang-barang belanjaannya menjadi tumbal karenanya (tersendat maksudnya).

Gw mikir, dengan persenjataan gw 2 buah HP Nokia yang bisa dibilang berfitur sangat dasar (sms dan telpon) dengan segala keterbatasannya (itupun hp satunya boleh minjem dari adek gw bwt memfasilitasi telpon-telponan sama si Dia), jelas gw bukan tandingan si Oom Parlente satu

ini. Lalu timbul naluri manusia gw, saat giliran gw membayar, apa perlu gw juga ber BB an seperti si Oom tadi? kalau dari segi kebutuhan sih rasanya gw ngga / atau belum perlu. Tapi mungkinkah kebutuhan itu muncul saat gw memilikinya atau dengan kalimat lain perasaan butuh muncul setelah gw memiliki BB atau minimal smart phone jenis lainnya?

Agak mengusik dan mengganjal di kepala sih pertanyaan itu, tapi sekembalinya ku kemeja dimana si Dia sedang menunggu obat yang gw beli (si Dia lagi sakit flu). Melihat wajahnya aku jadi bertekad... "Gw belum perlu gadget gitu-gituan, masalahnya uangnya dari mana tong? inget utanglu masih banyak"

Gula, Manis, & Kebahagiaan...


Hari ini tubuh gw mengalami over asupan gula, karena memang seharian porsi konsumsi gula gw diatas ambang normal. Sebenernya hal ini bukan suatu yang terlalu jadi perkara buat gw n body. Tapi pacar merangkap bini gw yang entah kenapa bakal berdiri di baris terdepan menentang semua affair gw sama semua yang berasa manis itu. Bercerita tentang hal yang manis, saat si Dia tadi dengan gegabahnya menambahkan sirup rasa ... (gw lupa) sebanyak 3 crott kedalam segelas teh tarik berukuran small (di 7eleven) pada akhirnya berakibat teh tarik gw menjadi oversweet dan kembali gw yang menjadi korban dengan gak bisa menikmati teh tarik sampe puas karena dibredel sama si Dia (dengan alasan takut nanti diabetes). Siapa yang salah coba? tapi terlepas dari konsumsi gula gw hari ini, sepanjang perjalanan pulang naik motor (si Jagur) gw jadi kepikiran, "sudah cukup maniskah hidup gw?"

Seperti apa sih hidup yang manis itu? seperti teh tarik gw barusan kah? seiring dengan molekul-molekul glukosa yang mulai berkelana di pembuluh darah gw, pikiran dan khayalan gw tiba-tiba melayang menuju Paris Hilton.



Jeung Paris ini terasa manis juga hidupnya (dari kacamata gw sebagai wong cilik), terlahir di sebuah keluarga yang memang sudah kaya raya, tak pernah ada kata mengeluh dalam hal materi, terasa manis sekali buat gw. Ngebayangin ke arah situ aja ga pernah (atau mungkin ga berani). Tapi apakah jeung paris sendiri sudah merasa manis dalam hidupnya? nah itu mungkin cuma Jeung Paris dan Tuhan yang tahu. Terlepas dari semua kontroversinya, Paris Hilton adalah manusia biasa yang juga mencari kebahagiaan. Karena mungkin secara materi dia semenjak lahir terpenuhi (overdosis malahan mungkin) dia merasa hal itu bukanlah suatu barometer kebahagiaan lagi, sehingga dia mencari jalan lain untuk membahagiakan dirinya sendiri, dengan perbuatan-perbuatan kontroversialnya mungkin. tapi kontroversial menurut siapa? menurut gw? iya lah. Lha wong kerjaannya cuma hura-hura, ngabisin duid, dsb dsb yang kalo gw pagi-pagi buka laptop konek internet n kebetulan baca berita tentangnya, malah bikin dada gw makin tipis karena keseringan dielusin.

Duid oh duid, mengapa engkau masih menjadi barometer kebahagiaan yang penting bagiku? tidak bisakah diriku ini disulap bertukar posisi dengan Jeung Paris. Mungkin saja dirinya akan lebih bahagia menjadi diriku seorang mahasiswa yang agak kadaluarsa dengan bebas berjalan-jalan kemana-mana tanpa paparazzi yang mengikuti yang mana juga keberadaannya cuma bikin risih.

Sebaliknya gw malahan seneng kalo ada yang ngikut-ngikutin poto-potoin gw. Hehe.. Tengah malem gini emang pikiran semakin liar melayang. Memikirkan Paris Hilton dengan segala kegemilangannya disana.

Ps. Btw menurut si Dia, jeung Paris juga berada di dalam posisi mencari kebahagiaan. Yang pada akhirnya gw simpulkan, manusia emang kalau belum berhenti bernafas yang namanya kebahagiaan itu tidak akan berhenti di satu titik. Makanya itu, tercipta kata "bersyukur" (klise dan kembali ke titik nol)

Senin, 16 Mei 2011

Hawking's latest opinion bout deity

In this middle of the night, i've just read the latest Stephen Hawking's opinion that (of course) driving a huge controversy.
He said that heaven is kinda fairy story which means there's no heaven or it's similarities, and also he added that the afterlife is null (that's i write in my own words).

Yeah, i think Stephen Hawking has his own right to convey what's in his mind, moreover he is a still living great scientist in this earth. He also have changed opinion about this divine things, from time to time he's got some different opinion about this matters, and been hardened up recently by refusing the existing of the deity.

For Me, human is still human with this bordered capacities. There's so many thing that still yet uncoverd in this universe, as i take one simple example, let's take the human brain as a computer with pentium 1. And about understanding the God is a software needing a minimum pentium 4. So, human's brain will not capable either reading or operating this program.

IMHO


Nyanyian Tengah Malam

Hari sudah malam, sudah lewat tengah malam, apa yang akan kau perbuat di hari yang masih teramat muda ini??
Memupuk asa kembali setelah terlayukan oleh badai kemarin.
Membuka lembar baru penuh harap dan asa.
Lupakan luka lama..

Jangan biarkan itu terjadi lagi, jangan lagi dan jangan pernah lagi..

Biarkan semua terbawa angin malam ini, mari hembuskan asa,, dan hanya asa...

Minggu, 01 Mei 2011

solemn free dive


it's solemnly true that we're belong to mother earth..

kembali ke titik nol

Seperti sebuah bola basket yang terus di dribble , naik dan turun, selalu ada "tangan" yang menyuruh si bola untuk kembali ke titik nol. Tapi tahukah itu, bahwa dibalik "paksaan" untuk meluncur ke bawah menyentuh titik dasar, selalu ada bounce-effect untuk kembali ke titik yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kita selalu terbawa kembali ke titik nol itu, namun kita pun selalu siap untuk kembali tidak ke titik yang sama, namun ke titik yang lebih tinggi.

Hadapi dengan sempurna bro, that's life!

sedikit tentang Pantai Mangsit

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8283098