Kamis, 26 Agustus 2010

pernyataan paling konyol yang pernah nyangkut di kuping "apa lagi yang kita cari di dunia ini??"

Pernah mendengarnya sebelumnya, ya, biasanya kalimat itu keluar dari mulut orang yang kita (atau mereka sendiri menganggap dirinya) bijak. Seolah mereka udah melakukan seluruh hal di dunia ini dan merasa dirinya nabi atau saint. dan biasanya lagi nih, kalimat "sakti" itu diucapkan SELALU dengan mimik dan intonasi yang dibuat (menginginkan dirinya sendiri terlihat) berwibawa. Dan gw udah lumayan sering denger kalimat ini sebelumnya, pada awalnya dulu (pas masih bocah ingusan) kalimat ini emang kesannya keren banget, berat, dan "wah, bapak / ibu ini udah ga mikirin dunia lagi, hebaat". tapi seiring dengan bertambahnya usia dan level pendidikan plus kesadaran berfikir. Gw jadi mikir ulang, orang-orang yang kayak gini ini, yang harus ditatar ulang, at least, kalo gw mau berbaik sangka sama mereka, mungkin mereka cuma tersesat dan harus diarahkan balik ke jalan yang benar. Oke, sekarang gw mau sharing dikit tentang gimana terakhir kali denger kalimat mujarap ini keluar dari orang (lagi - lagi dengan gaya acuh tak acuh seakan telah terlepas dari keduniawian).
Suatu malam gw mampir untuk silaturrahmi ke seorang bijak yang belum bisa dibilang tua, setelah ngobrol-ngobrol sejenak (sebenernya gw dah tau ini orang ga suka sama gw, tapi gw selalu megang prinsip, sejahat apapun orang bersikap ke gw selama itu blum membahayakan atau mencoba membahayakan diri gw, gw ga punya alasan untuk bersikap dengan cara yang sama ke orang itu, kalaupun itu membahayakan, paling gw maksimal cuma mempertahankan diri dan berusaha sekuat mungkin buat ga nyerang balik). singkat cerita dia mengutarakan niatnya beberapa waktu ke depan, untuk ibadah umroh di bulan Ramadhan. hal itu bagus, gw sebagai muslim juga ngakuin kalo itu adalah suatu berkah buat seorang muslim untuk bisa ibadah umroh apalagi di bulan ramadhan. tapi buntutnya itu yang ga enak, berhubung bapak satu ini duluuu udah pernah ibadah haji, dan sekarang mau umroh. dia menyatakan tekadnya untuk akan kembali lagi ke tanah suci paling enggak 2 tahun sekali. Hal itu walaupun ditelinga gw agak berlebihan (mengingat banyak orang yang ga bisa begitu ditengah kondisi bangsa yang carut marut kayak gini) tapi that's still ok though... sampai pada satu titik dengan BIJAK nya dia bilang
"hidup saya mau saya abdikan buat ibadah, saya mau pergi ke tanah suci sesering mungkin, paling tidak 2 tahun sekali, LAGIPULA APA LAGI SIH YANG DIKEJAR DI HIDUP INI"

geblek!!! hal itu bener2 kontra sama background pendidikannya yang udah bisa dibilang level bintang 4. bahkan saat itu pun gw yang berlevel bintang setengah pun bisa langsung kesetrum sama ucapan itu.
itu buat gw adalah kalimat "bijak" dari orang yang bener-bener egois!! cuma mikirin diri sendiri, orang-orang yang kalo dikasih senjata bakalan ngebunuhin orang lain atas nama agama.

emang dia ga ngeliat apa disekeliling kita masih banyak orang yang kurang beruntung dibanding dengan bapak haji ini. gw yakin hubungan ini setelah kita beribadah dan berhubungan dengan Allah SWT tuhan semesta jagad. setelah itu, uruslah sekitarmu, manusia-manusia disekelilingmu.
Tuhan bukanlah Dzatt yang gila disembah, atau disujudi berjam-jam lamanya. saat elo bisa bilang ga ada lagi hal yang elo cari di dunia ini, itu sama aja elo melupakan hal-hal gajah yang jelas-jelas ada dimasyarakat ini. Mungkin kebutuhan pribadilu baik itu materi maupun spiritual sudah sangat terpenuhi, namun kalo elo tetep menumpuk hal-hal yang itu sifatnya pribadi dengan berkali-kali pergi ke mekkah untuk ibadah haji / umroh (yang mana Allah cuma mewajibkan kita sekali), dan yang mana untuk sekali kesana aja biayanya juga ga sedikit,
hal itu adalah sebuah kemubaziran besar mengingat disekitar kita masih banyak orang miskin dan bodoh.
pergunakan uang dan harta serta ilmu lu untuk membantu sesama dong pak!! " gumam gw dalam hati. gw bener2 empet waktu itu, yang mana bapak itu mengucapkannya dengan nada cuek, tapi ya sudahlah. untuk sekarang ilmu gw cuma bisa sebatas sharing ke kalian (yang kebetulan ngebaca tulisan ini) untuk setidaknya, tau apa itu maksud kalimat itu, dan ga ikut terlena seperti sang pengucap. syukur2 bisa ngelurusinnya.

dan sujud kita sepanjang malam itu hanya untuk diri kita sendiri, tidak ke orang lain. maka lakukanlah kalo mau nyari apa yang dicari lagi di dunia ini. maka selalu gumamkan pada diri kita sendiri, bahwa masih banyak yang kita cari di dunia ini. MASYARAKAT YANG LEBIH SEJAHTERA, zero poverty, ga ada lagi kebodohan dan kemiskinan, anak-anak tumbuh sehat dll dll.. hal2 itu lah yang seharusnya kita cari lagi didunia ini (setelah kebutuhan pribadi kita terpenuhi)..
so, untuk mereka yang berperut kenyang.. jangan pernah mengucapkan kalimat-kalimat "bijak" itu, karena malulah kalian saat mengucapkannya berarti benar-benar sedang lupa dengan apa yang sebenarnya terjadi di sekitarnya (di dunia ini).

Senin, 16 Agustus 2010

17 agustus taun 45

tahun ke-65 kemerdekaan indonesia dirayakan dengan cara yang "begitu-gitu" saja, sebenarnya kalo kita mau berpikir dengan praktis, sebetulnya perayaan itu kita lakukan sepanjang tahun. Ambil contoh 17 Agustus 2001 ke 17 Agustus 2002, atau tahun-tahun yang lain. tidak ada suatu selebrasi yang lebih bermakna daripada kegiatan (yang kita dulu sering dengar di pelajaran sekolah) mengisi kemerdekaan ini sendiri. Terdengan simple memang tapi hal itu memang simple jika mau dilakukan dimulai dari hal-hal produktif dan kecil-kecil. Untuk para pemuda yang sedang mati-matian melamar kerja, yah hal itu memang tidak bisa disalahkan, namun bagaimana yang dari awal sudah berniat untuk menghabiskan seluruh umurnya mengabdi sebagai karyawan atau pegawai. Hal ini pasti ada suatu kesalahan, hal inilah yang masih mendera bangsa ini, dimana para pemudanya benar-benar tergila-gila untuk hidup mapan dalam waktu singkat. Mental berpetualangnya terkeringkan oleh hal-hal material yang sebetulnya juga bisa mereka dapatkan dalam waktu (agak) lama sih memang. tapi setidaknya, dengan memuaskan hasrat muda yang ada, para pemuda ini tidak akan miskin pengalaman "lapangan" saat mereka mapan nanti, toh hidup juga akan lebih terpuaskan saat kita menjadi kaya karena mengerjakan hal-hal yang kita sukai. hal klasik yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan (dengan istilah "lentera jiwa") namun pada kenyataannya masih kurang diimplementasikan oleh para kalangan muda Indonesia, hal itu tercermin dari bagaimana minat pemilihan jurusan kuliah yang terkesan ke arah situ-situ saja (kalo ga kedokteran, ya ke area-area dimana dibutuhkan untuk kerja kantoran, yang mana pada akhirnya mereka akan menjadi "clerk" seumur hidupnya, padahal mereka memiliki potensi dibidang lain, seni atau teknik misalnya). arah pikiran orang tua yang "sayang anak" juga sangat mempengaruhi pengambilan keputusan si anak. bukannya mendukung keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan di bidang yang disukainya, malahan meng interfere mereka untuk memilih program yang sudah bertumpuk-tumpuk manusia memilihnya (dengan alasan yang hampir sama).
Akibatnya? semakin bolonglah bidang-bidang "non-mapan dalam waktu dekat" dan semakin menumpuklah bidang-bidang kantoran. padahal jika kita tengok negara-negara maju, dimana para ahli arkeologi, peneliti-peneliti ilmu pasti, bisa hidup dengan sangat berkecukupan, dengan begitu maka jika mau merunut-runut akar masalah, maka negara ini bisa dibawa kepada tidak bisa menjaminnya para ilmuwan-ilmuwan berbakat itu untuk bisa hidup layak di Indonesia. Apa yang terjadi? "braindrain" atau perginya para pemikir-pemikir handal itu untuk bekerja untuk negara lain yang bisa mencukupi kebutuhan perutnya. ingat bro, ini urusan perut!
jadi 17 agustus ini ada baiknya untuk kita rayakan dengan menjadi diri kita sendiri masing-masing, bagaimana dengan para pemuda yang telah beruntung bekerja sebagai karyawan atau pns. mungkin ada baiknya mereka mengembangkan pola pikir yang ada dan kembali menghidupkan cita-cita masa kecilnya, yang paling kanak-kanak skalipun. dengan mengumpulkan modal terlebih dahulu sebagai karyawan. mereka akan lebih memiliki pondasi untuk mengejar impiannya di hidupnya yang cuma sekali ini.
Love you Indonesiaku.